Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pengusaha Otobus Muda menanggapi negatif rencana pemerintah untuk membatasi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menilai kebijakan tersebut tidak relevan memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat dan hanya melegetimasi kecurangan di lapangan serta memperlihatkan ketidakmampuan Pemerintah dalam membuat kebijakan.
"Kita kembali pertanyakan apa tujuan pemerintah membuat pembatasan pembelian solar subsidi ini? Kalau untuk mempertahankan kuota, seharusnya pengendalian di lapangan harus ketat," papar Kurnia saat dihubungi oleh Kontan, Jumat (23/8).
Baca Juga: Kementerian ESDM: Pelaksanaan Subsidi BBM Tepat Sasaran Tunggu Regulasi
Kurnia melanjutkan, keberadaan solar subsidi sering terjadi kelangkaan di beberapa wilayah. Ia yakin, indikasi kelangkaan yang terjadi pasti telah diketahui oleh Pemerintah.
Sementara jika tujuannya ingin menurunkan angka subsidi, menurut pemerintah lebih baik melepas segmen subsidinya dan tidak lagi membatasi jumlahnya.
Asal tahu saja, kebutuhan solar untuk satu bus per hari membutuhkan 300 liter sampai dengan 400 liter solar.
"Saat ini saja dengan pembatasan 200 liter BBM, operasional kami repot dan meresahkan di lapangan. Apalagi jika semakin diturunkan menjadi 60 liter? Bayangkan seperti apa," tutupnya
Selanjutnya: Bursa Global Stabil Dekati Rekor Tertinggi, Dolar AS Melemah Jelang Pidato Powell
Menarik Dibaca: Promo Cinema XXI Agustus-Oktober 2024, Cashback 50% di Flip Setiap Hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News