Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Kenaikan biaya produksi dan distribusi akibat naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tak serta merta membuat produsen air minum dalam kemasan (AMDK) PT Tirta Investama menaikkan harga jual produknya. Produsen merek Aqua Danone ini masih menghitung dampak kenaikan harga BBM terhadap biaya produksi. Perusahaan memilih meningkatkan efisiensi untuk mengurangi dampak kenaikan beban biaya produksi.
Direktur Corporate Communication PT Tirta Investama Troy Pantouw menuturkan, awal tahun ini, perusahaan sudah menaikkan harga jual produknya untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi akibat kenaikan tarif listrik dan upah pekerja. Namun, kenaikan harga jual masih di bawah 5%.
Menurut Troy, Tirta Investama tengah menghitung dampak kenaikan harga BBM terhadap biaya produksi dan distribusi. Namun, ia mengakui, tak mudah untuk menaikkan harga jual produk. Pasalnya, "Perusahaan juga harus memperhitungkan daya beli masyarakat, sehingga saat ini belum ada penyesuaian harga terbaru," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Sembari menunggu hasil penghitungan dampak kenaikan harga BBM terhadap biaya produksi, Troy bilang, Aqua Danone terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi di segala bidang. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM dan inflasi yang dibebankan ke konsumen.
Langkah efisiensi juga dilakukan perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan 10% dan mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan bisnis AMDK yang semakin ketat. Saat ini, PT Tirta Investama menguasai sekitar 40% dari total pangsa pasar AMDK di tanah air.
Untuk mempertahankan pangsa pasar, Troy bilang, perusahaannya melakukan inovasi produk, seperti mengeluarkan kemasan baru serta menambah pabrik. Sejak pertengahan tahun 2011, Tirta Investama juga mengeluarkan produk AQUA Reflection berkemasan elegan yang menyasar pasar premium.
Menurut Troy, saat ini, Tirta Investama memiliki 18 pabrik. Rinciannya, sebanyak 17 pabrik di Indonesia, dan satu pabrik di Brunei Darussalam. Yang terbaru, pada Juni 2013 lalu, perusahaan itu juga telah mengoperasikan pabrik baru di Solok, Sumatra Barat. "Pada tahap awal, pabrik Aqua di Solok hanya akan memproduksi air minum kemasan galon," katanya.
Pada awal beroperasi, pabrik Aqua di Solok mampu memproduksi sekitar 25 liter per detik. Produksi dari pabrik Aqua di Solok akan didistribusikan ke Sumatra Barat, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Tirta Investama, Parmaningsih Hadinegoro berharap, dengan adanya pabrik di Solok, kontribusi penjualan dari wilayah Sumatra bisa terdongkrak. Selama ini, wilayah Sumatra hanya menyumbang 20% dari total penjualan Tirta Investama. Kontribusi utama masih berasal dari Pulau Jawa yang sekitar 60% dari total penjualan perusahaan.
Catatan saja, pada tahun 2012 lalu, konsumsi AMDK di dalam negeri mencapai 19,9 miliar liter atau hampir 20 miliar liter. Dengan asumsi Tirta Investama menguasai 40% pangsa pasar, artinya volume penjualan perusahaan ini sekitar 8 miliar liter per tahun.
Jika tahun ini Aqua menargetkan penjualan tumbuh sekitar 10%, artinya hingga akhir tahun, Aqua bakal menjual sekitar 8,8 miliar liter.
Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Hendro Baroeno memperkirakan, konsumsi AMDK tahun ini bakal tumbuh 12% menjadi sekitar 22,2 miliar liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News