kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beban setoran, tarif angkot naik sebelum SK turun


Senin, 24 Juni 2013 / 14:35 WIB
Beban setoran, tarif angkot naik sebelum SK turun
ILUSTRASI. Ilustrasi promo Voucher M-Food 25 Ribu di Cinema XXI. KONTAN/BAihaki/25/2/2020


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Sopir angkutan umum di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, resah. Mereka meminta Pemerintah DKI Jakarta segera memberi kejelasan soal tarif angkutan umum.

Sebagian sopir bus atau angkot mengaku terpaksa menaikkan tarif karena terbebani setoran yang tinggi. Belum lagi, kemacetan membuat mereka sulit mencapai target sehingga dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, mereka terpaksa meminta ongkos lebih.

"Jadi, kalau ada yang bayar pas, kita minta untuk dilebihkan dengan alasan minyak naik. Harusnya sesuai dengan minyak, kalau minyak naik, ongkos juga harus naik," tutur Asep (42), sopir M26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi, kepada Kompas.com di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (24/6/2013).

Hal senada juga diungkapkan Handoyo, sopir bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol. Menurut dia, kenaikan harga BBM bersubsidi belum terlalu terasa untuk dirinya. Hanya, tuntutan setoran menjadi kendala.

"Dampak bagi kita belum begitu terasa. Cuma, kami dituntut setoran dan setorannya terlalu tinggi. Persoalannya macet sekarang lebih dari yang kemarin-kemarin, target setoran jadi sulit untuk dicapai," cetusnya.

Handoyo berharap agar Pemerintah DKI Jakarta, terutama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, turun tangan segera menaikkan tarif angkutan umum. "Saya berharap pada pemerintah daerah segera turun tangan agar status tarif angkutan umum menjadi jelas. Kita mau menaikkan ongkos agak-agak takut," ujarnya.

Saat ini, tarif PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol tetap Rp 2.000. Tarif Mikrolet M01 jurusan Kampung Melayu-Senen masih Rp 3.000, dan Mikrolet M32 jurusan Kampung Melayu-Klender tetap Rp 4.000. Tarif Kopaja S612 Kampung Melayu-Ragunan Rp 2.000, sementara untuk pelajar Rp 1.000.

Sopir yang sudah menaikkan ongkosnya sepihak ada di bagian trayek Kampung Melayu-Bekasi. Jika tarif seharusnya Rp 5.000, sopir meminta Rp 6.000 kepada penumpangnya. Sementara mikrolet Kampung Melayu-Pondok Gede naik Rp 500, menjadi Rp 4.000.

Sementara itu, Dinas Perhubungan DKI menyatakan akan menindak tegas sopir yang sudah menaikkan tarif angkutan sebelum ada surat keterangan (SK) resmi dari pemerintah.

"Udah pada naikin, alasan mereka BBM naik. Ada insiatif dari angkot. Ini lagi mau ditindak. Sekarang lagi berjalan dan sanksinya akan ditilang. Saat ini, kami masih menunggu perintah dari pimpinan," kata Kepala Regu Terminal Kampung Melayu, Altur Siburian. (Rahmat Pautie/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×