Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menilai kehadiran merek-merek internasional, termasuk asal China, menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor ritel di Indonesia.
Tren ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat daya tarik portofolio pusat perbelanjaannya.
Sekretaris Perusahaan APLN Justini Omas mengatakan, merek asal China kini semakin memperkaya portofolio tenant APLN, terutama di segmen gaya hidup (lifestyle), elektronik, dan makanan-minuman (F&B).
Baca Juga: Brand China Dorong Traffic Mal, Lippo Karawaci (LPKR) Perkuat Strategi Tenant Mix
“Kehadiran merek internasional, termasuk dari China, menjadi bagian dari strategi kami menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih beragam sekaligus memperkuat karakteristik mal APLN yang terintegrasi dalam kawasan mixed-use,” ujar Justini kepada Kontan.co.id, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, kehadiran berbagai merek tersebut tidak hanya memperluas pilihan tenant, tetapi juga meningkatkan traffic pengunjung mal, terutama karena daya tariknya di kalangan konsumen muda dan urban.
Meski demikian, APLN menilai pertumbuhan ritel yang berkelanjutan tetap bergantung pada keseimbangan komposisi tenant antara merek global mapan, merek internasional baru (termasuk dari China), dan brand lokal yang relevan.
“Sinergi antarsegmen ini penting untuk menjaga daya tarik mal dan mendorong pertumbuhan industri ritel secara berkelanjutan,” tambahnya.
Justini menuturkan, strategi pemilihan tenant di mal-mal APLN di luar Jakarta diterapkan secara selektif dan adaptif terhadap pasar lokal.
Kehadiran merek internasional tetap dipertahankan, namun dengan komposisi yang disesuaikan dengan karakteristik dan daya beli tiap kota.
“Fokus kami adalah menghadirkan merek dengan daya tarik luas di segmen lifestyle, elektronik, dan F&B, serta tenant berbasis pengalaman seperti arena hiburan keluarga, bioskop, dan pusat kebugaran,” jelasnya.
Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Pastikan Mal Beroperasi Normal
Konsep Mixed-use Jadi Kunci Daya Tahan Mal APLN
Lebih lanjut, Justini menekankan bahwa konsep mixed-use development menjadi keunggulan utama pusat perbelanjaan APLN. Hampir seluruh mal APLN seperti Senayan City, Central Park, Emporium Pluit, dan Kuningan City dibangun terintegrasi dengan hunian dan perkantoran.
Model ini dinilai lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi karena memiliki captive market yang kuat.
“Konsep ini terbukti mampu menjaga stabilitas traffic, terutama di hari kerja. Dalam jangka panjang, mixed-use development berpotensi meningkatkan traffic hingga 30%-50% dibandingkan mal stand-alone,” ujarnya.
Konsep serupa juga diterapkan di luar Jakarta, antara lain di Festival CityLink Bandung, Deli Park Medan, dan The Plaza Balikpapan.
Baca Juga: Indonesian Paradise (INPP) Genjot Strategi Mal di Tengah Fenomena Rojali Rohana
Menurut Justini, pendekatan ini efektif dalam membangun kawasan terpadu yang memperkuat fungsi hunian, bisnis, dan gaya hidup masyarakat setempat.
Menatap akhir 2025, APLN tetap optimistis terhadap prospek industri mal nasional, meski perilaku konsumen terus berubah.
“Parameter keberhasilan bisnis mal kini tidak hanya diukur dari tingkat okupansi, tetapi juga dari kemampuan menghadirkan pengalaman berbelanja yang berkesan,” ujar Justini.
“Dengan fondasi yang kuat dan fokus pada pengalaman pengunjung, kami yakin dapat menjaga pertumbuhan sekaligus mendorong transformasi industri ritel di Indonesia,” pungkasnya.
Selanjutnya: Dana Kelolaan Manajer Investasi Masih Tumbuh Solid
Menarik Dibaca: Oppo Find X9 Pro Mengusung RAM 12 GB & Baterai Raksasa 7550 mAh! Intip Ulasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News