Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kempar) menargetkan 4 juta wisatawan mancanegara (Wisman) di perbatasan masuk ke Indonesia di tahun 2019. Target tersebut naik dari tahun sebelumnya menjadi 20% dari total target 20 juta wisman pada 2019.
Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kempar menyebutkan sepanjang 2018 pariwisata perbatasan menyumbang 18% dari total kunjungan wisman. "Karenanya tahun ini harus naik menjadi 20% atau sekitar 4 juta dari total 20 juta target wisman," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Minggu (3/2).
Ia menambahkan, Kempar akan terus mendorong potensi pariwisata perbatasan atau cross border. Implementasinya melalui program Joint Promotion. Contohnya dengan penyedia transportasi (ferry dan bus), event crossborder, hot deals, destinasi digital, dan mobile positioning data (MPD).
Menurutnya, perhatian harus diberikan untuk wisatawan crossborder lantaran memilki banyak peminatnya. Selain itu, wisata perbatasan disebutnya menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata.
Bagi pariwisata Indonesia, menggarap pasar wisman perbatasan sangat realistis. Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah yang merupakan pintu masuk wisman dari negara tetangga. Baik dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, maupun Timor Leste.
"Selain itu wisman dari negara tetangga memiliki kedekatan (proximity) secara geografis. Dengan kedekatan ini wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita. Belum lagi kedekatan kultural dan emosional. Ini peluang yang bisa kita maksimalkan," ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, border tourism memiliki peranan penting untuk pariwisata Indonesia. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya Arief ingin lebih agresif lagi bergerak di border tourism. Apalagi saat ini aksesibilitas dan infrastruktur di wilayah perbatasan Indonesia makin bagus. Hal itu lantaran didorong oleh Presiden Joko Widodo. Ini menjadi keuntungan dalam menggerakkan wisman diperbatasan.
"Tourism itu mirip bisnis transportasi dan telekomunikasi. Membutuhkan kedekatan atau proximity, baik kedekatan budaya maupun kedekatan jarak. Ini berhasil dijalankan di Eropa, karena itu memperkuat border area adalah salah satu solusi bagi pencapaian target Kemenpar. Salah satunya menciptakan kantung-kantung destinasi baru yang digerakkan melalui event. Untuk itulah Rakornis ini menjadi sangat penting," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News