Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) telah merilis laporan kinerja operasional untuk periode Mei 2020. Hasilnya, hanya lini bisnis pertambangan emas yang mengalami pertumbuhan. Sementara bisnis penjualan alat berat hingga pertambangan batubara UNTR untuk periode Mei 2020 masih lesu.
UNTR berhasil menjual 40.000 ounces emas pada Mei 2020. Jumlah ini melesat 122,2% dari realisasi volume penjualan emas UNTR per April 2020 yang hanya 18.000 ounces.
Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan mengatakan, naiknya penjualan emas yang lebih tinggi di bulan Mei 2020 karena danya backlog process yang sebelumnya belum dapat diproses akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Di lini bisnis penjualan alat berat, UNTR hanya menjual 60 unit Komatsu di periode Mei 2020, turun 40% dari realisasi April 2020 yang sebesar 100 unit.
Jika diakumulasikan, maka penjualan alat berat Komatsu sejak Januari hingga Mei 2020 sebesar 777 unit. Realisasi ini turun 55,1% dari penjualan periode Januari-Mei 2019 yang mencapai 1.731 unit.
Baca Juga: Penjualan emas United Tractors (UNTR) pada Mei 2020 melesat 122%
Penurunan juga terjadi pada lini bisnis kontraktor pertambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama). Sepanjang lima bulan pertama 2020, jumlah produksi Pama hanya 46,1 juta ton, turun 9,25% dari produksi periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 50,8 juta ton. Volume pengupasan lapisan (overburden removal) juga turun menjadi 349,9 juta bank cubic meter (bcm).
Pada Mei 2020, jumlah volume penjualan batubara UNTR lewat entitas usahanya, yakni PT Tuah Turangga Agung (TTA) juga turun. UNTR hanya menjual 514.000 ton batubara, turun 62,34% dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan ini terdiri atas penjualan batubara thermal sebesar 379.000 ton dan batubara kokas (coking coal) sebesar 135.000 ton.
Ari mengatakan, biasanya pada kuartal kedua dan ketiga penjualan batubara dari Tambang TTA memang selalu dalam tren menurun akibat faktor cuaca. Biasanya, musim kemarau akan menghambat pengangkutan batubara melalui sungai.
“Faktor lainnya karena penurunan harga batubara, sehingga kontribusi dari tambang Telen Orbit Prima (TOP) yang menghasilkan batubara kualitas menengah turun, Demikian juga kontribusi dari bisnis coal trading juga akhirnya berkurang,” ujar Ari kepada Kontan.co.id, Selasa (30/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News