kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini pandangan pelaku bisnis sawit di tahun Kerbau Logam


Minggu, 03 Januari 2021 / 18:28 WIB
Begini pandangan pelaku bisnis sawit di tahun Kerbau Logam
ILUSTRASI. CPO. KONTAN/Baihaki/9/11/2020


Reporter: Muhammad Julian, Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 merupakan Tahun Kerbau Logam menurut astrologi Cina. Berdasarkan astrologi tersebut, Tahun Kerbau Logam merupakan tahun yang baik untuk sektor bisnis dengan unsur tanah seperti misalnya perkebunan. Pandangan ini disampaikan oleh pakar feng shui Yohanes Cokrowibowo yang akrab disapa Suhu Yo dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

“Semua unsur tanah akan berkembang, pertanian, hasil bumi, properti itu akan naik harga bagus, meningkat. Unsur kurang baik unsur air seperti perikanan hasil laut karena pada tahun 2021 cuaca kurang bagus," ujar Suhu Yo seperti dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, Selasa (29/12/20).

Sejalan dengan masuknya Tahun Kerbau Logam, beberapa pelaku bisnis sawit memiliki pandangan yang optimis dalam melihat prospek bisnis di tahun 2021. Senior Vice President of Corporate Communication & Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Tofan Mahdi tidak mengungkit-ungkit soal astrologi Cina, namun ia menyebutkan bahwa permintaan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berikut turunannya memiliki prospek yang baik.

Optimisme tersebut berdasar pada proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia, terutama negara-negara yang selama ini menjadi pasar terbesar CPO dalam negeri seperti Cina dan India, maupun pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri yang diperkirakan positif menurut sejumlah lembaga internasional.

“Kalau kita di sawit ya kalau makronya baik industrinya baik otomatis perusahaan-perusahaan akan baik. Kalau ada perusahaan yang ga baik di tengah kondisi yang baik berarti itu mismanagement dari perusahaannya.” kata Tofan kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12/20).

Baca Juga: Harga CPO sentuh level tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir, ini kata pengamat

Meski optimis permintaan bakal positif, Tofan mengaku tidak bisa memprediksi tren pergerakan harga CPO di tahun 2021. Oleh karenanya, AALI berencana untuk fokus menjaga tata kelola perusahaan dan memastikan agar pengeluaran perusahaan berjalan efisien dan efektif.

Sejalan dengan hal ini, AALI akan memprioritaskan pengeluaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang produktivitas, efektivitas serta efisiensi biaya dan operasional perusahaan seperti misalnya penanaman kembali atau replanting, perbaikan aset non kebun, dan sebagainya, sementara opsi ekspansi bisnis masih akan dikaji berdasarkan perkembangan yang ada.

Sejauh ini Tofan belum menyebut berapa rencana capex untuk tahun 2021 lantaran besarannya masih dikaji. Sebagai gambaran, capex AALI di tahun 2020 berkisar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun. “Untuk tahun 2021 belum bisa disclose,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Swasti Kartikaningtyas mengatakan, pihaknya membidik laba bersih sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2021, meningkat dari target laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 400 miliar.

Swasti bilang, target tersebut bakal dikejar dengan mengungkit produksi CPO sekitar 10%-15% dari tahun 2020. Sebagai perbandingan, di tahun 2020 SSMS menargetkan bisa memproduksi 600.956 ton CPO. “Usia tanaman SSMS masih dalam usia prima, yaitu 11-12 tahun. Jadi kami optimis akan peningkatan produksi kebun dan pabrik SSMS,” kata Swasti kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12/20).

Menurut Swasti, optimisme SSMS dalam mengejar target bukan dilandaskan pada proyeksi astrologi Cina, namun lebih didasarkan pada pertimbangan kondisi makroekonomi global. Menurut Swasti, kondisi perekonomian global di tahun 2021 berpotensi didorong sejumlah katalis positif seperti pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan pergantian rezim di Amerika Serikat (AS) pasca pemilihan presiden yang disinyalir bisa meredakan perang dagang AS-Cina.

“Kemudian tren mobil listrik sedang hype, jadi secara tidak langsung seperti menyadarkan orang banyak untuk akan energi alternatif terbarukan untuk bahan bakar kendaraan. Jadi diharapkan program biodiesel juga bisa terus dilaksanakan dan ditingkatkan,” tambah Swasti.

Sama halnya dengan SSMS, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) juga berencana mengungkit volume produksi di tahun 2021. Saat dihubungi Kontan.co.id, Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk (MGRO), Elvi tidak menyebut angka target produksi yang ingin dikejar oleh perusahaan, namun ia bilang bahwa MGRO akan meningkatkan volume produksi CPO dan turunannya secara bertahap hingga mencapai kapasitas penuh serta menambah produk turunan baru Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE).

“Kapasitas penuh untuk produksi CPO dan PK adalah di 60 ton per jam, sedangkan untuk RBDPO (refined, bleached, and deodorized palm oil) adalah 1.500 ton per hari,” kata Elvi kepada Kontan.co.id, Kamis (31/12/20).

Elvi bilang, perencanaan dan keputusan bisnis MGRO didasarkan pada data-data valid alih-alih ramalan astrologi Cina, namun MGRO juga berharap Tahun Kerbau Logam bisa membawa keberuntungan dan kestabilan bagi dunia usaha. 

Dari upaya peningkatan produksi yang dilakukan, MGRO memproyeksi bisa mengejar pendapatan hingga sekitar Rp 6 triliun pada tahun 2021. Angka tersebut lebih besar dibanding proyeksi pendapatan MGRO di tahun 2020 yang berkisar Rp 3,2 triliun.

Selanjutnya: Simak rekomendasi saham untuk tahun 2021 ini di tengah pemulihan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×