kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini perkembangan proyek KPBU yang mulai memasuki tahap lelang


Rabu, 29 Juli 2020 / 21:53 WIB
Begini perkembangan proyek KPBU yang mulai memasuki tahap lelang
ILUSTRASI. Foto udara jalan layang tol Gedebage di Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww/17.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyatakan bahwa pembangunan proyek tol sampai saat ini terus berjalan sesuai rencana, meski ada pandemi Covid-19. Adapun, pada semester kedua tahun ini, ada beberapa proyek strategis nasional khususnya jalan tol lain yang akan dikerjakan. 

Ada beberapa proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan, sampai awal Juli 2020, jalan tol yang rampung dibangun dan dioperasikan mencapai 38,8 kilometer. Tiga ruas tol yang rampung sepanjang 38,8 kilometer yaitu jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung seksi 1 sepanjang 29,39 kilometer, lalu jalan tol Pandaan-Malang seksi 5 sepanjang 3,11 kilometer dan jalan tol Depok-Antasari seksi 2 sepanjang 6,3 kilometer.

Baca Juga: BPJT pastikan sistem transaksi berbasis MLFF tingkatkan efisiensi biaya operasional

Dia menjelaskan, selama pandemi ini, tidak ada proyek konstruksi tol yang terhenti. Progres pembangunan jalan bebas hambatan di Tanah Air disebut masih berlanjut berdasarkan instruksi Menteri PUPR untuk dilanjutkan pengerjaannya. Namun, proses pengerjaannya tetap menerapkan protokol kesehatan di lapangan.

"Adapun, pada semester kedua tahun ini, ada beberapa proyek strategis nasional khususnya jalan tol lain yang akan dikerjakan. Ada beberapa proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini mulai memasuki tahapan lelang," jelas Danang saat diskusi Investruktur secara virtual, Rabu (27/7).

Beberapa proyek yang memasuki tahapan lelang atau setidaknya mulai lelang di bulan ini yaitu preservasi jalan lintas timur Sumatra di Provinsi Riau, dan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. Proyek preservasi jalan nasional lintas timur Sumatra di Provinsi Riau ini ditawarkan lewat market sounding pada 11 Maret lalu bersama 4 proyek lainnya.

Dalam Dokumen Studi Kelayakan, Preservasi Jalintim Riau ini memiliki panjang 43 kilometer dengan biaya investasi Rp 585,30 miliar.

Ruas jalan yang direkonstruksi atau dipreservasi yaitu Jalan Simpang Kayu Ara (Pekanbaru)-Batas Kabupaten Pelalawan dengan panjang 3,60 kilometer, Jalan Pelalawan-Sikijang Mati dengan panjang 9,10 kilometer dan Jalan Sikijang Mati-Simpang Lago dengan panjang 30,30 kilometer, total keseluruhan yaitu 43 kilometer.

Baca Juga: Kementerian PUPR siapkan langkah penanganan darurat banjir bandang di Luwu Utara

Untuk preservasi Jalan Lintas Timur di Provinsi Riau ini ditargetkan dapat selesai dalam waktu delapan bulan dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Badan Usaha (KPBU) dapat dilaksanakan pada Desember 2020.

Kemudian proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya–Cilacap dengan panjang 206,65 kilometer, ditawarkan pada kegiatan market sounding 21 November 2019 lalu dengan biaya proyek Rp 57,59 triliun. Proyek ini ditawarkan bersamaan dengan 3 proyek lainnya.

Danang menjelaskan, ada sejumlah proyek jalan tol KPBU yang ditawarkan melalui program penjajakan minat atau market sounding telah masuk tahapan prakualifikasi. Salah satu proyek yang masuk tahapan prakualifikasi adalah sistem transaksi non-tunai berbasis multi lane free flow (MLFF) atau Global Navigation Satellite System (GNSS)

"Progres dari market sounding proyek KPBU April lalu misalnya proyek MLFF saat ini sudah masuk tahapan proses prakualifikasi. Sehingga awal Agustus kita sudah tahu siapa yang lolos kualifikasi yang selanjutnya nanti bisa mengajukan penawaran kepada kita," paparnya.

Proyek MLFF ini merupakan teknologi transaksi tol non tunai nir sentuh dalam rangka meningkatkan efisiensi sistem transaksi dan pelayanan di jalan tol. Proyek ini akan diimplementasikan di jalan tol sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp 4,06 triliun. Pemrakarsa proyek tersebut yaitu Roatex Ltd, Zrt, National Toll Payment Service Plc, MFB Hungarian Development Bank.

Baca Juga: BPJT: Sistim transaksi tol non-tunai nirsentuh pakai aplikasi di smartphone

Selain proyek tersebut, ada juga progres dari market sounding proyek tol Yogyakarta - Solo yang sudah masuk tahapan penyerahan dokumen penawaran. Kemudian proyek tol Bawen - Yogyakarta, dimana saat ini sudah sampai pada proses pemasukan dokumen penawaran. "Untuk progres dari market sounding proyek KPBU yang lainnya, ditargerkan persiapan prakualifikasi hingga akhir tahun ini," ujar Danang.

Danang juga mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan bank bank daerah untuk terlibat sebagai bagaian dari konsorsium. Dengan harapan banyak proyek-proyek di daerah yang sebetulnya BUMD bisa menjadi bagian penting dari konsorsium investor.

"Berapapun porsinya kan tergantung kekuatan biaya mereka. tapi dengan mereka mengikuti atau menjadi bagian dari konsorsium investasi itu akan menjadi pembelajaran yang sangat baik di sektor sektor lain," katanya.

Karena menurut Danang, jalan tol menjadi yang cukup maju di KPBU sehingga BUMD bisa ikut untuk tumbuh menjadi pemrakarsa KPBU. "kita juga ingin melihat keterlibatan bank-bank daerah bahwa kita ingin sekali menyampaikan pembangunan daerah ikut dalam proyek proyek jalan tol karena mungkin exposure dari bank bank daerah masih terbatas," ujar Danang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×