Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Pertamina pun akan mempercepat implementasi teknologi tersebut. Terlebih, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, saat ini baru 50% SPBU yang terpasang teknologi nozzle dari target awal 5.000 SPBU.
Lantas, Pertamina menargetkan sebelum semester satu tahun ini berakhir, akan ada 5.518 SPBU yang menerapkan digitalisasi nozzle. “Pertamina akan mempercepat prosesnya supaya bisa segera diselesaikan,” imbuh Fajriyah.
Di samping itu, Pertamina juga menyatakan kesiapannya apabila kembali ditugaskan oleh pemerintah untuk melanjutkan program BBM satu harga di berbagai pelosok Indonesia. Namun, Fajriyah belum bisa menjelaskan lebih panjang perihal rencana kelanjutan program tersebut.
Ia bilang, pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk penetapan lokasi SPBU yang jadi bagian program BBM satu harga. Adapun target lokasi BBM satu harga merupakan wewenang pemerintah pusat.
Baca Juga: Rencana global bond Pertamina senilai US$ 10 miliar dapat rating BBB dari Fitch
Terlepas dari itu, Pertamina juga akan meningkatkan layanan BBM ke masyarakat lewat program One Village One Outlet. Program ini memungkinkan di dalam suatu daerah setidaknya terdapat satu titik layanan BBM meski bentuknya bisa berbeda-beda karena menyesuaikan kebutuhan dan kondisi geografis.
“Bentuknya bisa berupa SPBU reguler, SPBU kompak, maupun Pertashop. Ukurannya juga beda-beda disesuaikan dengan kondisi daerah dan akses distribusi ke sana,” ungkap Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News