Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2020, PT Pertamina (Persero) masih berupaya mengembangkan bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyebut, saat ini terdapat 5.735 SPBU Pertamina yang beroperasi di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk SPBU berkonsep Pertashop.
Baca Juga: ESDM pangkas jatah Impor crude Pertamina
Sekadar catatan, Pertashop merupakan bagian dari program Pertamina bernama One Villlage One Outlet. Pertashop menjual produk Pertamina seperti BBM umum atau gasoline RON 90, LPG, dan produk pelumas.
Fajriyah belum bisa menyampaikan detail target pembangunan SPBU secara keseluruhan pada tahun ini. Namun, Pertamina dipastikan tetap akan ekspansif dalam mendirikan SPBU. Hal ini sehubungan dengan status Pertamina sebagai pemimpin pasar untuk penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
“Nilai investasinya juga akan bervariasi. Tergantung tipe SPBU yang akan dibangun dan luas lahannya,” tambah dia tanpa menyebutkan angka, Selasa (14/1).
Sementara itu, Pertamina tetap akan melanjutkan program digitalisasi nozzle. Hingga 27 Desember 2019 lalu, sudah ada 2740 SPBU milik Pertamina yang menerapkan IT nozzle. Dari jumlah tersebut, 2.552 SPBU di antaranya sudah mempunyai perangkat electronic data ecounter (EDC).
Baca Juga: Moeldoko dan Ahok bertemu, apa yang dibahas?
Pertamina pun akan mempercepat implementasi teknologi tersebut. Terlebih, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, saat ini baru 50% SPBU yang terpasang teknologi nozzle dari target awal 5.000 SPBU.
Lantas, Pertamina menargetkan sebelum semester satu tahun ini berakhir, akan ada 5.518 SPBU yang menerapkan digitalisasi nozzle. “Pertamina akan mempercepat prosesnya supaya bisa segera diselesaikan,” imbuh Fajriyah.
Di samping itu, Pertamina juga menyatakan kesiapannya apabila kembali ditugaskan oleh pemerintah untuk melanjutkan program BBM satu harga di berbagai pelosok Indonesia. Namun, Fajriyah belum bisa menjelaskan lebih panjang perihal rencana kelanjutan program tersebut.
Ia bilang, pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk penetapan lokasi SPBU yang jadi bagian program BBM satu harga. Adapun target lokasi BBM satu harga merupakan wewenang pemerintah pusat.
Baca Juga: Rencana global bond Pertamina senilai US$ 10 miliar dapat rating BBB dari Fitch
Terlepas dari itu, Pertamina juga akan meningkatkan layanan BBM ke masyarakat lewat program One Village One Outlet. Program ini memungkinkan di dalam suatu daerah setidaknya terdapat satu titik layanan BBM meski bentuknya bisa berbeda-beda karena menyesuaikan kebutuhan dan kondisi geografis.
“Bentuknya bisa berupa SPBU reguler, SPBU kompak, maupun Pertashop. Ukurannya juga beda-beda disesuaikan dengan kondisi daerah dan akses distribusi ke sana,” ungkap Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News