Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) membidik perbaikan kinerja pada kuartal IV-2025. Emiten yang bergerak di bisnis tembakau iris ini mengejar stabilitas kinerja supaya penjualan dan laba pada akhir 2025 tidak turun dibandingkan dengan tahun lalu.
Sampai dengan kuartal III-2025, penjualan ITIC menyusut 5,41% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 243,06 miliar menjadi Rp 229,89 miliar. Penjualan ITIC berasal dari pasar lokal sebesar Rp 233,23 miliar dan ekspor senilai Rp 898,86 juta, yang kemudian dikurangi dengan retur dan diskon sebesar Rp 4,23 miliar.
Penjualan lokal dan ekspor ITIC masing-masing merosot 5,34% dan 17,01% (yoy). Di tengah penurunan penjualan tersebut, laba tahun berjalan ITIC cenderung stabil dengan penurunan tipis 0,23% (yoy) dari Rp 16,93 miliar menjadi Rp 16,89 miliar selama periode sembilan bulan 2025.
Direktur Utama Indonesian Tobacco, Djonny Saksono, menyampaikan bahwa kinerja ITIC mengalami perbaikan secara kuartalan. Pada kuartal ketiga, ITIC bisa memangkas persentase penurunan penjualan maupun laba.
Baca Juga: Penjualan Indonesian Tobacco (ITIC) Turun 8,4% Jadi Rp 149,64 Miliar, Ini Penyebabnya
Sebagai perbandingan, sampai dengan kuartal kedua penjualan ITIC turun 8,40% (yoy). Sementara kala itu, laba tahun berjalan ITIC merosot 7,84% (yoy).
"Penurunan pada kuartal II-2025 diperbaiki dengan adanya peningkatan pendapatan. Untuk pasar domestik relatif bisa bertahan sembari mulai ada area-area baru untuk dikembangkan," ungkap Djonny kepada Kontan.co.id, Minggu (23/11/2025).
Memasuki penghujung tahun 2025, ITIC bakal memacu penjualan di pasar domestik maupun ekspor. Fokus utama ITIC adalah memangkas persentase penurunan penjualan dan laba. Dengan begitu, target minimal ITIC adalah bisa mencapai level kinerja seperti pada tahun 2024.
"Saat ini ITIC masih berusaha memperbaiki kinerja untuk menutup akhir 2025 dengan hasil setidaknya sama dengan 2024. Kami sedang berusaha semaksimal mungkin dengan memperbaiki kualitas produk, jaringan distribusi, dan menemukan partner yang tepat untuk pasar ekspor," terang Djonny.
Di sisi lain, Djonny menyambut upaya pemerintah untuk mendukung industri hasil tembakau, terutama melalui pemberantasan rokok dan produk tembakau ilegal, serta rencana untuk tidak menaikkan tarif cukai pada tahun depan.
Djonny berharap langkah pemerintah tersebut bisa memperbaiki prospek kinerja industri hasil tembakau, termasuk membawa dampak positif bagi ITIC. "Kami mendukung segala kebijakan pemerintah untuk terciptanya kebangkitan industri ini," tandas Djonny.
Sebagai informasi, ITIC merupakan produsen tembakau iris yang mengklaim menguasai sekitar 80% pangsa pasar domestik, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
ITIC memasarkan produk tembakau iris dengan berbagai ukuran dan merek, seperti Anggur Kupu, Lampion Lilin, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Manna, dan Bunga Sakura.
Selanjutnya: G20 Tegaskan Komitmen Lanjutkan Pembahasan Pajak Minimum Global Pilar 2
Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













