Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten industri pemurnian dan pengolahan gas alam, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk tetap bertahan di tengah pandemi corona. Pasalnya pandemi Covid-19 bisa berdampak pada harga jual komoditas dan permintaan produk mereka.
Sekretaris Perusahaan Surya Essa Perkasa, Lufy Setia mengatakan, di tengah pandemi Corona, ESSA tetap produksi 7 hari 24 jam terus menerus dan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah.
Baca Juga: Ini penyebab laba bersih ESSA tergerus hingga hingga 78% di kuartal I-2020
"Strategi perusahaan saat ini adalah fokus produksi pada tingkat maksimum sembari mengendalikan biaya di semua lini dan menjaga efisiensi di semua operasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/6).
Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Jumat (5/6), ESSA merombak susunan anggota dewan komisaris dan direksi.
ESSA menunjuk Hamid Awaluddin selaku Presiden Komisaris dan Komisaris Independen, Theodore Permadi Rachmat selaku Wakil Presiden Komisaris, dan Ida Bagus Rahmadi Supancana, selaku Komisaris Independen.
Adapun di jajaran direksi, ESSA menunjuk Ida Bagus Made Putra Jandhana selaku Direktur dan Mukesh Agrawal selaku Direktur.
Selain itu RUPST juga menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2019 yang senilai US$ 2,63 juta untuk beberapa keperluan. Rinciannya sebesar US$ 471.847 dicatatkan sebagai laba ditahan (retained earnings). Sisanya sebesar US$ 2,16 juta akan dicatatkan pada saldo laba cadangan (reserve fund).
Meski sudah menyiapkan sejumlah jurus untuk menghadapi efek corona, Lufy bilang, ESSA belum bisa memberikan proyeksi kinerja di sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Surya Esa (ESSA) dapat restu lakukan transaksi material US$ 450 juta ke anak usahanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News