kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Tanggapan Aspaki Soal Klinik Kecantikan dari Luar Negeri Hadir di Indonesia


Rabu, 06 Maret 2024 / 06:45 WIB
Begini Tanggapan Aspaki Soal Klinik Kecantikan dari Luar Negeri Hadir di Indonesia
ILUSTRASI. Aspaki berharap layanan-layanan kesehatan dari luar negeri memanfaatkan alat kesehatan yang diproduksi di Indonesia. KONTAN/Baihaki/7/12/2023


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) berharap layanan-layanan kesehatan dari luar negeri, termasuk klinik kecantikan Korea Selatan dapat memanfaatkan alat kesehatan yang diproduksi di Indonesia dalam menjalankan operasionalnya di Tanah Air. 

Ketua Umum Aspaki Imam Subagyo menyatakan, Aspaki tak keberatan dengan hadirnya layanan kesehatan dari negara manapun, hanya saja, yang jadi harapan Aspaki adalah alat kesehatan yang dipakai merupakan produk dalam negeri. 

“Secara prinsip tidak ada masalah juga, mau ada layanan kesehatan dari manapun, yang pasti untuk peralatan yang dipakai harapan kami sebagai Aspaki kami mengharapkan produk dalam negeri yang dipakai,” ungkap Imam, saat ditemui di Jakarta, Selasa (5/3). 

Baca Juga: Menkes Minta Aspaki Jadi Pelopor Kemajuan Industri Kesehatan Dalam Negeri

Dia menyebutkan bahwa industri alat kesehatan Indonesia juga terus melakukan inovasi produk seiring dengan perkembangan teknologi alat kesehatan. Maka dari itu, Aspaki meyakini, alat kesehatan yang diproduksi di Tanah Air tentu akan bisa diterima oleh layanan kesehatan global yang datang ke Tanah Air. 

Dengan demikian, Aspaki pun akan terus mendorong para anggotanya untuk terus meningkatkan kualitas dan ragam produknya. 

“Artinya ini di satu sisi menjadi motivasi bagi anggota kami untuk meningkatkan kualitas, meningkatkan ragam produknya sehingga bisa diterima juga, even itu layanan kesehatan datang dari luar negeri,” imbuhnya. 

Baca Juga: Aspaki: Impor Alat Kesehatan Sudah Lebih Rendah

Secara keseluruhan, Aspaki melihat prospek industri alkes masih sangat menjanjikan. Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 275 juta, pangsa pasar alkes produksi dalam negeri baru berkisar US$ 2,2 miliar per tahun. 

Di sisi lain, belanja kesehatan terhadap Gross Domestic Bruto (GDP) baru sekitar 3%, padahal standar yang ditetapkan WHO sebesar 9%. Artinya, prospek pasar alkes di dalam negeri saja sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×