Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina terus mengupayakan sejumlah langkah demi menhindari terjadinya penurunan produksi pada Blok Rokan di masa transisi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku, pihaknya belajar dari apa yang terjadi di Blok Mahakam. Asal tahu saja, Blok Mahakam yang dikelola Pertamina sejak awal 2018 masih mengalami laju penurunan hingga kini.
"Di 2017 pengeboran hanya 4 sumur, sehingga ketika kita masuk kita melakukan eksplorasi masif," tutur Nicke di Jakarta, Selasa (26/11).
Baca Juga: Pertamina: Beberapa perusahaan berminat jadi partner di Blok Mahakam
Lewat upaya eksplorasi, laju penurunan yang semula mencapai 57% berhasil ditekan hingga 25%. Belajar dari pengalaman tersebut, Nicke memastikan Pertamina terus melakukan diskusi demi kemungkinan untuk terlibat lebih awal.
Nicke menambahkan, Pertamina berharap dalam waktu dekat sudah ada skema pengelolaan masa transisi yang bisa diterapkan. "Itulah, saat Agustus 2021 jangan sampai ada decline rate yang tinggi," kata Nicke.
Kontan.co.id mencatat, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, produksi minyak di Blok Rokan selama ini disumbangkan dari lapangan-lapangan yang sudah berusia di atas 50 tahun. Fasilitas produksi di sana pun sudah tampak berumur.
Baca Juga: Tekan penurunan produksi, Pertamina akan mengebor 122 sumur di Blok Mahakam pada 2020
“Jumlah aset di Blok Rokan cukup besar yakni hampir 140.000 aset atau lebih banyak 3 kali lipat aset di Blok Mahakam,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10).