Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Dari situ, diperlukan penanganan yang khusus selama masa transisi. Pihak Pertamina menghitung proses handover atau serah-terima di Blok Rokan diperkirakan mencapai lebih dari satu tahun.
Selain itu, penyediaan sumur untuk kebutuhan produksi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina.
Baca Juga: Bahas kilang Cilacap, Pertamina kembali jajaki dua opsi dengan Saudi Aramco
Fajriyah menyebut, kebutuhan rig pengeboran (drilling) di Blok Rokan berkisar antara 3—10 rig untuk menyesuaikan program kerja yang realistis bisa tercapai.
Adapun kebutuhan rig work over diperkirakan sekitar 20—40 buah. Jumlah tersebut masih sama dengan yang diperlukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia selaku pengelola Blok Rokan terkini.
Dia menjelaskan, kebutuhan rig drilling maupun rig work over untuk Blok Rokan akan dipenuhi dari internal Pertamina maupun perusahaan lain yang bisa memberikan harga kompetitif. “Kondisi rig juga mesti memenuhi persyaratan sesuai standar,” imbuhnya.
Baca Juga: Sudah stop impor, produksi avtur Pertamina sudah mandiri
Tak hanya itu, sebagian besar kontrak jasa yang dimiliki Chevron akan berakhir pada bulan Agustus 2021 atau bertepatan dengan pengambilalihan Blok Rokan kepada Pertamina.
Lantas, PT Pertamina Hulu Rokan selaku anak usaha Pertamina yang mengelola blok migas tersebut harus mulai menyiapkan kontrak baru yang jumlahnya besar sejak masa transisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News