Sumber: Kompas.com | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum) menyatakan kesiapan untuk mengambil divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Valuasi nilai saham yang akan diambil masih diperhitungkan, dan akan menjadi pertimbangan apakah Inalum akan mengambilnya sendiri atau bersama-sama dengan perusahaan lain.
“Yang jelas dari kondisi kas internal, siap. Kalau berapa besarnya (yang disiapkan), itu dihitung dulu,” kata Direktur Utama Inalum Winardi, Senin (19/10).
Berdasarkan hasil valuasi itu nantinya akan diketahui apakah pembiayaan akan dilakukan 100% dari kas perusahaan atau membutuhkan kredit dari perbankan.
“Dari kajian itu juga baru diketahui, apakah maju sendiri atau dengan partner lain,” ungkap Winardi.
Winardi mengakui, pembelian divestasi Freeport merupakan penugasan yang diberikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno.
Kendati begitu, bagi produsen alumunium itu sendiri, merambah lini bisnis non-logam merupakan kesempatan ekspansi yang tak boleh disia-siakan.
“Dengan mengambil divestasi Freeport, kita akan masuk ke non-metal. Itu kan satu line binis lain. Kalau pemegang saham menugaskan Inalum, ya kita siap karena kondisi keuangan kita sangat bagus,” imbuh Winardi.
Memang diakui Winardi, nilai saham yang akan diambil dengan persentase 10,64% dari raksasa tambang sekelas Freeport, sangat besar.
Atas dasar itulah, dia meminta dukungan dari semua pihak seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN selaku pemegang saham, termasuk parlemen.
Menurut Winardi, dengan diambil oleh negara atau perusahaan BUMN, maka benefit dari keekonomian Freeport akan lebih banyak diperoleh Indonesia daripada melalui initial public offering atau IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News