Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir mengatakan, hingga kini penanganan kasus pencurian minyak di jalur Tempino-Plaju masih berada di tangan kepolisian. Dia bilang, hingga kini belum ada tersangka yang berhasil ditangkap pihak kepolisian.
Menurut Ali, PT Pertamina masih belum bisa memastikan kapankah Pertamina kembali meneruskan pemompaan minyak dari Tempino menuju Plaju.
"Kita sih enggak berharap sampai tahun depan penghentian pemompaan ini dilakukan. Mudah-mudahan bisa segera dilakukan," kata Ali saat dihubungi KONTAN, Jumat, (23/8).
Ali sendiri mengakui pencurian minyak di jalur kilang Plaju sangat massif, sistematis dan terorganisasi. Namun ia tak berani memastikan keterlibatan oknum pelaku industri yang ingin mendapatkan minyak secara ilegal dengan dibekingi oknum aparat keamanan. "Itu saya kira tugas kepolisian. Tetapi saya kira tidak mungkin pelakunya rakyat biasa," pungkasnya.
Menurut Ali, penghentian pemompaan minyak mentah di jalur pipa yang memiliki panjang 265 Km merupakan opsi rasional. Sebab jika tidak, Pertamina akan mengalami kerugian besar sebanyak 17.500 barel atau setara dengan Rp 17,5 miliar. "Dengan penghentian ini, si pencuri itu juga rugi," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Pertamina akhirnya menerapkan status darurat dan menghentikan pemompaan minyak sejak 24 Juli lalu. Akibat pencurian ini, Pertamina mengalami kehilangan 18-39 dari 12.000 barel per hari minyak yang dialirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News