Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim Mas Group secara resmi meluncurkan Smallholder Hub pertama di Sambas, Kalimantan Barat, pada tanggal 14 Februari 2022 dengan Pemerintah Kabupaten Sambas dan Earthqualizer. Hingga saat ini, Musim Mas telah mendirikan enam Smallholder Hubs di seluruh Indonesia.
Smallholder Hub adalah salah satu pendekatan Musim Mas untuk meningkatkan Program Petani Swadaya dan menanamkan keterampilan yang berharga ke masyarakat terutama petani swadaya.
Program ini melatih Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tentang praktik perkebunan kelapa sawit yang baik dan berkelanjutan (GAP) dan NDPE (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation). Lalu para PPL akan membagi ilmu mereka kepada petani swadaya dan membekali mereka dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk perkebunan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Hindari Pinjol Ilegal, Ini Daftar 103 Fintech Legal & Terdaftar Januari Tahun 2022
Smallholder Hub yang baru ini bertujuan untuk melatih 119 PPL dan menjangkau lebih dari 1.500 Petani Swadaya Kelapa Sawit di Kabupaten Sambas dalam waktu kurang lebih dua tahun. Musim Mas telah menempatkan dua staf lapangan di Kabupaten Sambas untuk bekerja sama dengan PPL dan Pemerintah Kabupaten Sambas.
Karena sesi pelatihan akan dilakukan secara tatap muka selama pandemi Covid-19, Protokol Kesehatan (prokes) akan tetap diterapkan. Peserta diwajibkan untuk menjaga jarak dan menggunakan masker serta mematuhi protokol yang dianjurkan oleh pemerintah.
“Pemerintah Kabupaten Sambas sangat berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan pekebun swadaya di kabupaten Sambas,” kata Rob Nicholls, General Manager of Programs and Projects Musim Mas dalam siaran pers, Minggu (27/2).
Ia mengatakan secara bersamaan, pemerintah berusaha untuk meningkatkan kondisi ekonomi petani swadaya dan keluarga mereka sambil tetap berdedikasi untuk melindungi lingkungan. Smallholder Hub merupakan kesempatan baik untuk mendukung tujuan Pemerintah Kabupaten Sambas. Ini sesuai dengan komitmen Musim Mas untuk meningkatkan taraf hidup petani sambil melestarikan lingkungan.
Baca Juga: Simak Persaingan Bisnis Minyak Goreng di Tengah Tingginya Harga CPO Global
“Musim Mas juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan utama seperti Earthqualizer, sebuah organisasi non-profit di wilayah tersebut. Bersama-sama, kami berusaha untuk memaksimalkan manfaat program ini bagi semua petani kelapa sawit di Sambas,” ujarnya.
“Kabupaten Sambas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang mengembangkan perkebunan kelapa sawit,” kata Swisto Uwin, Smallholder Program Manager Earthqualizer Foundation.
Menurutnya, berdasarkan kajian dan analisis Earthqualizer hingga tahun 2021, luas kebun sawit yang ditanam di Kabupaten Sambas mencapai 125.296 hektar, terdiri dari 91.526 hektar dalam konsesi perusahaan dan 33.770 hektar yang dikelola oleh petani kelapa sawit.
Sangat penting untuk mengembangkan kapasitas petani dan kelembagaan untuk meningkatkan kualitas usaha petani dan pelibatan PPL untuk mempercepat penerapan praktik perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Sambas.
“Pelatihan GAP perkebunan kelapa sawit merupakan contoh yang baik dimana perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mengembangkan sumber daya manusia seperti PPL,” ujar Fahrur Rofi, Wakil Bupati Sambas.
Baca Juga: KLHK Gugat 2 Perusahaan Pembakar Hutan dan Lahan di Kalimantan Rp 1,7 Triliun
Fahrur menuturkan hingga saat ini, hanya Musim Mas yang memiliki program khusus untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pekebun kelapa sawit di Kabupaten Sambas. Hal ini merupakan contoh yang baik dan seharusnya diikuti oleh perusahaan perkebunan lain yang beroperasi di kabupaten ini.
Setelah meluncurkan Smallholder Hub pertama pada tahun 2020, Musim Mas berencana untuk membangun lebih banyak Smallholder Hub di masa depan dan meningkatkan taraf hidup lebih banyak untuk pekebun swadaya. Musim Mas juga berencana untuk meluncurkan Smallholder Hub pertamanya di Muba, Sumatera Selatan, tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News