kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Berdikari akan genjot jumalh sapi jadi 50.000 ekor


Senin, 02 April 2012 / 15:32 WIB
Berdikari akan genjot jumalh sapi jadi 50.000 ekor
ILUSTRASI. Lidah buaya


Reporter: Handoyo | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Berdikari, perusahaan perdagangan dan komoditas, berencana menggenjot produktivitas sapi. Rencananya, perusahaan ini akan menambah jumlah sapi menjadi 50.000 ekor tahun ini.

Direktur Utama Berdikari Librato El Arif menjelaskan, penambahan jumlah sapi ini karena populasi sapi lokal masih belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi daging dalam negeri. "Ini menjadi peluang pasar tersendiri dan mengurangi ketergantungan impor daging sapi," kata Librato, Senin (2/4).

Berdikari mengaku sudah membeli beberapa lahan di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera untu mencapai target ini. Lahan ini akan digunakan sebagai lokasi peternakan yang baru. Selama ini, Berdikari memiliki luas lahan peternakan 6.800 hektare dengan jumlah populasi sapi sebanyak 12.000 ekor yang berada di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Librato tidak merinci berapa investasi yang dibenamkan untuk mencapai target tersebut. Yang jelas, dia mengatakan, dana pembangunan infrastruktur kandang membutuhkan dana sebesar Rp 3 juta per ekor.

Sedangkan untuk bibit sapi bakalan, Librato memperkirakan investasinya sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per ekor. Untuk bibit sapi bakalan ini, Libarto mengatakan dapat diperoleh dari dua sumber yakni melalui impor dan dari sapi bakalan lokal.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano menyambut baik langkah Berdikari menggenjot peroduksi bibit sapi bakalan. "Selama ini, permasalahan yang paling krusial adalah pembibitan sapi," kata Johny.

Dengan semakin banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merambah investasi di sektor peternakan, Johny yakin target swasembada sapi yang dicanangkan pemerintah akan tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×