kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.474   29,00   0,18%
  • IDX 7.133   26,62   0,37%
  • KOMPAS100 1.039   5,14   0,50%
  • LQ45 809   3,27   0,41%
  • ISSI 225   1,54   0,69%
  • IDX30 422   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   6,84   1,36%
  • IDX80 117   0,54   0,47%
  • IDXV30 122   2,08   1,74%
  • IDXQ30 138   0,66   0,48%

Berebut kue bisnis hotel berfasilitas minim


Jumat, 10 April 2015 / 10:05 WIB
Berebut kue bisnis hotel berfasilitas minim
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Operator hotel sepertinya belum puas juga menggarap bisnis hotel bujet di Jakarta. Catatan konsultan properti Colliers International, bakal ada tambahan pasokan 1.164 unit kamar yang berasal dari delapan hotel bujet baru tahun ini di ibukota.

Dari catatan Colliers: ada tiga pelaku bisnis yang paling aktif, yakni Tauzia, Intiland dan Santika berbisnis hotel  bujet. "Santika memang masih mendominasi pasar hotel bujet di Jakarta. Namun, perlahan tapi pasti, Tauzia dan Intiland terus mencoba menggeser dominasi Santika," beber Associate Director Research Colliers Ferry Salanto, dalam risetnya.

Tauzia Hotel Management berencana membuka empat hotel bujet di ibukota. Ke empat hotel itu akan menggunakan brand POP! Pasar Baru, POP! Wahid Hasyim, POP! Gajah Mada dan Yello Hayam Wuruk. Sementara Intiwhiz Hospitality Management, anak perusahaan  PT Intiland Development Tbk, akan membuka  dua hotel bujet baru tahun ini. Keduanya adalah Whiz Cipete dan Whiz Hayam Wuruk.

Adapum Santika Hotels & Resorts akan menghadirkan satu hotel yakni Amaris TB Simatupang. Sebagai informasi, Santika adalah bagian Kelompok Kompas Gramedia yang notabene terafiliasi dengan Harian KONTAN.

Selain tiga pemain itu, ada pula Metsense, anak usaha PT Metropolitan Land Tbk. Sama dengan Santika, Metsense juga hanya akan membuka satu hotel yakni @HOM.

Meski mengakui persaingan bisnis hotel bujet di ibukota ketat, para operator hotel masih melihat potensi besar untuk mengail cuan.

Dalam hitungan mereka, pasar hotel bujet lebih gemuk dibandingkan dengan hotel berbintang.  "Meski persaingan sudah sangat ketat, kalau masih bisa meraih tingkat okupansi 60%-70% masih bagus," ujar Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Theresia Rustandi kepada KONTAN, Kamis (9/4).

Saat ini, Intiwhiz memang baru mengoperasikan tiga hotel Whiz. Namun, sejatinya perusahaan ini sudah menggenggam tujuh kontrak pengelolaan Hotel Whiz.  Sayang, manajemen Intiland sebagai induk usaha, belum berbagi detail rencananya.

Yang pasti, Intiland memilih lokasi pembangunan hotel bujet di luar kawasan central business district (CBD) untuk ekspansi. Hanya, karena masih ingin mengail peluang di tengah kota, perusahaan itu memilih lokasi yang tak jauh dengan kawasan CBD.

"Lahan CBD tidak memungkinkan lagi untuk dijadikan hotel bujet, karena harga tanahnya saja sudah selangit," ujar Theresia.

Tingkat okupansi turun

Upaya menambah jumlah hotel itu bisa jadi bermata dua. Di satu sisi bisa menjadi peluang pelaku bisnis hotel menjaring pasar lebih banyak lagi. Namun, di sisi lain, jika tak lihai pasang strategi marketing, bisa jadi justru semakin menambah rapor penurunan tingkat keterisian kamar alias okupansi.

Soalnya, menurut riset Colliers, tingkat okupansi rata-rata hotel di Jakarta merosot cukup signifikan, dari 64,3% pada Februari 2014 menjadi 53,7% pada Februari 2015. Penurunan tersebut merata untuk hotel mewah sampai dengan hotel kelas menengah.

Ada dua hal yang memicu penurunan tingkat okupansi bisnis hotel. Pertama, pemilihan umum yang membuat tingkat okupansi hotel meredup.

Kedua, larangan pegawai negeri sipil (PNS) mengadakan kegiatan rapat di hotel. "Kondisi tahun ini akan lebih menantang karena banyaknya pasokan baru yang masuk ke pasar," imbuh Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×