Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Kalau berjalan sesuai rencana, kelak tahapan ini bakal dilanjutkan dengan penandatanganan share purchasing agreement. Kepastian akan transaksi akuisisi ini diperkirakan akan sudah bisa diketahui pada akhir Juni 2021 ini.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Padjajaran Yayan Satyaki menduga, prospek pemulihan industri pasca krisis pandemi Covid-19 membuat PLN optimistis bisa mencatatkan pendapatan yang baik dan berani melangsungkan akuisisi.
Terlebih, return on investment (RoI) untuk investasi energi listrik, lanjut Yayan, biasanya memiliki prospek yang baik.
Baca Juga: PLN beli listrik dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Solo Rp 1.800 per kWh
“Kita lihat dengan pulihnya negara maju karena vaccine rollout yang cepat memungkinkan barang-barang impor (ke negara maju) dari negara Indonesia akan tinggi sehingga akan meningkatnya produktivitas industri manufaktur dan kebutuhan akan energi listrik ke depan, dan kita lihat pertumbuhan industri setiap pasca krisis itu bisa meningkat sangat signifikan,” terang Yayan.
Sedikit informasi, mengutip laporan keuangan tahunan PLN yang telah diaudit, PLN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 274,9 triliun di tahun 2020, turun tipis 0,42% dibanding realisasi pendapatan usaha PLN di tahun 2019 yang mencapai Rp 276,06 triliun.
Meski begitu, laba bersih PLN tercatat mengalami kenaikan dari semula Rp 4,3 Triliun di tahun 2019 menjadi sebesar Rp 5,9 Triliun pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News