kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkunjung ke Pabrik Viar, Menperin Pastikan Terus Sosialisasikan Kendaraan Listrik


Minggu, 16 Oktober 2022 / 12:10 WIB
Berkunjung ke Pabrik Viar, Menperin Pastikan Terus Sosialisasikan Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Sepeda Motor listrik merk Viar di Jakarta.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka menunjang Green Mobility sebagai upaya pengurangan emisi gas karbon, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan populasi penggunaan kendaraan listrik di tanah air.

Guna mencapai sasaran tersebut, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi mengenai keuntungan yang bisa didapatkan oleh konsumen dalam penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan.

Di sisi produsen, Kemenperin senantiasa mendorong industri otomotif agar dapat menghasilkan beragam produk inovatif dengan teknologi kendaraan listrik mutakhir.

“Saat ini, sosialisasi dan edukasi menjadi salah satu langkah yang sangat penting, misalnya terkait dengan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan serta kenyamanan pakai kendaraan listrik,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di PT Triangle Motorindo (VIAR Motor) di Semarang, Jawa Tengah yang dikutip dari siaran pers di situs Kemenperin, Sabtu (15/10).

Dalam rangka menciptakan pasar sekaligus memperbesar populasi kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Inpres ini akan menjadi katalis peningkatan produksi kendaraan ramah lingkungan sekaligus menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam percepatan era elektrifikasi di Indonesia.

Baca Juga: Wamenkeu: Insentif Fasilitas Perpajakan Dorong Investasi dan Hirilisasi

“Kami terus melakukan pendalaman terkait dengan industri kendaraan electric vehicle, baik itu untuk kendaraan roda empat maupun roda dua. Khusus untuk roda dua, ada target dari Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit pada 2025,” ungkap Agus.

Menperin optimistis, target tersebut dapat tercapai dalam waktu dekat karena dukungan kapasitas produksi sepeda motor listrik dari 35 produsen kendaraan listrik mencapai 1 juta unit per tahun. Hal ini untuk mencapai target pemerintah untuk Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29% di 2030 dan mencapai target emisi nol atau net zero emission pada 2060.

Oleh karena itu, diperlukan penguatan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir, sehingga Indonesia mampu menjadi produsen hub kendaraan listrik di wilayah ASEAN dan Oceania. “Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri yang turut serta membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air,” ujar Agus.

Lebih lanjut, Menperin menekankan kepada produsen kendaraan listrik untuk terus mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri sehingga secara langsung akan meningkatkan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Pengoptimalan nilai komponen lokal ini dapat meningkatkan potensi pasar kendaraan akibat diterbitkannya Inpres No 7 Tahun 2022.

Upaya tersebut juga sesuai amanat Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 tahun 2022 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

Baca Juga: Jokowi Instruksi Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Harga Mobil & Motor Listrik 2022

“Dengan demikian, kendaraan listrik yang telah memenuhi batasan minimal TKDN sesuai Perpres 55 Tahun 2019 dapat mengisi permintaan kendaraan dinas dan operasional pemerintah sesuai Inpres 7/2022,” papar Agus.

Dalam kesempatan yang sama, General Manager VIAR Motor Dimas Tommy Radityo mengemukakan, pabrik VIAR berdiri sejak tahun 2000 dan berlokasi di Kawasan Terboyo. Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis usaha Viar Motor, perusahaan ini melakukan relokasi ke Kawasan Industri Bukit Semarang Baru (BSB) pada Maret 2011 untuk meningkatkan sistem produksi, kapasitas produksi, dan kualitas produksi.

“Pabrik baru seluas 20 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 1000 unit per hari sehingga menjadikan kami sebagai salah satu pabrik otomotif terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, perusahaan juga terus meningkatkan hilirisasi industri komponen dalam negeri untuk menjadi bagian dari rantai pasok VIAR,” terang dia.

Pada tahun 2017, VIAR Motor meluncurkan sepeda motor listrik dengan merek Q1. Sebanyak lebih dari 6.000 unit Motor listrik Q1 telah digunakan oleh Grab sebagai armada operasional para pengemudinya di delapan kota besar. Hal ini menunjukkan ketahanan dari unit Viar Q1 yang dibuktikan dengan durasi operasional pada pengemudi yang dapat mencapai lebih dari 100 kilometer per hari.

Dimas berharap, Viar Motor sebagai produk anak bangsa bisa diterima masyarakat luas di Indonesia. Apalagi secara kualitas, sebenarnya produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk asing. Namun, yang diperlukan oleh produk dalam negeri adalah dukungan riil dari pemerintah untuk ikut membantu menanamkan kebanggaan masyarakat dalam menggunakan produk dalam negeri.

Baca Juga: Periksa Harga Motor Listrik Viar sampai Selis per Agustus 2022, Pilihan Murah Meriah

“Triangle Motorindo pada saat ini sudah memproduksi kendaraan roda dua berbahan bakar bensin maupun yang berbasis Battery (EV), dan sepeda motor roda tiga angkutan barang dengan peruntukan pelaku usaha UMKM dan pertanian. Saat ini, kami bekerja sama dengan IKM lokal Jawa Tengah untuk menjadi bagian rantai pasok kami dalam rangka peningkatan kandungan TKDN. Kami berharap ada keberpihakan,” jelasnya.

Dimas menambahkan, pihaknya membutuhkan dukungan dari stakeholder terkait, termasuk  pemerintah agar edukasi dan sosialisasi terus dijalankan bersama-sama dengan industri, dan juga dukungan infrastruktur agar penempatan Battery Swap Station di public space agar digratiskan, sehingga memberikan stimulan bagi Industri kendaraan dan industri baterai di Indonesia.

“Ke depan, kami yakin dengan banyaknya battery swap station dan SPKLU akan meyakinkan masyarakat untuk konversi menggunakan kendaraan listrik,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×