Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga. Di tengah pasar mobil yang lesu, salah satu agen pemegang merek mobil yakni Subaru kini tak bisa jualan mobil mereka lantaran aset mereka disita oleh kantor Bea dan Cukai.
Penyitaan tersebut merupakan buntut kekurangan pembayaran bea masuk oleh APM ini. Dalam hitungan Bea dan Cukai, utang bea masuk plus denda yang belum dibayar oleh Subaru di Indonesia, sekitar Rp 1,5 triliun.
Saat ini kabarnya Subaru tengah mengajukan keberatan atas tagihan sebesar itu ke pengadilan pajak. Namun, kondisi ini berakibat pada mandeknya penjualan Subaru sejak Oktober 2014.
Manajemen Subaru enggan menjelaskan duduk perkara kasus ini. Thjahjadi Nirjana, Deputy General Manager Sales PT TC. Subaru menyatakan, tak tahu menahu soal kasus sengketa pabean tersebut. "Saya tidak mengerti kondisinya seperti apa. Memang semenjak beberapa lalu tak ada penjualan," kata Thjahjadi pada KONTAN, Kamis (21/1).
Berdasarkan catatan KONTAN dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan Subaru di Indonesia menurun sekitar 31,57% sepanjang tahun 2014, jika dibandingkan dengan 2013. Pada dua bulan terakhir di tahun lalu, Subaru tidak mencatatkan penjualan sama sekali.
Total penjualan Subaru sekitar 828 unit sepanjang tahun lalu, sementara tahun sebelumnya mencapai 1.210 unit. Pencapaian ini terbilang ironis. Sebab, manajemen Subaru menyatakan ingin meraih target penjualan 2.000 unit sepanjang tahun lalu.
Permasalahan bea masuk ini membuat beredar spekulasi Subaru akan masuk ke Indonesia lewat importir umum. Salah satu spekulasi yang beredar adalah merek Subaru akan diambil alih oleh PT Garansindo Inter Global, salah satu importir umum mobil. Selama ini, Garansindo sudah memegang beberapa merek ternama, seperti Chrysler, Jeep, Dodge, Fiat, dan juga Alfa Romeo.
Hanya saja Garansindo buru-buru membantah isu ini. "Itu isu saja. Kami tidak tahu soal itu. Tidak ada konfirmasi apapun mengenai itu," kata Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global saat dikonfirmasi KONTAN, Rabu (21/1).
Rieva menegaskan saat ini pihaknya lebih berfokus mengembangkan penjualan produk yang ada. Tahun lalu, Garansindo bisa menjual 1.172 unit. Tahun ini, perusahaan ini menargetkan bisa menjual sebanyak 2.500 unit. "Penjualan 2.000 unit dari Chrysler, Jeep, dan Dodge. Dari Alfa Romeo dan Fiat sekitar 500," kata Rieva.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News