kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beroperasi di bandara baru, Jasa Angkasa Semesta anggarkan belanja modal Rp 50 miliar


Senin, 28 Januari 2019 / 20:37 WIB
Beroperasi di bandara baru, Jasa Angkasa Semesta anggarkan belanja modal Rp 50 miliar


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) bersiap untuk beroperasi di bandara baru pada tahun ini. Karenanya perusahaan menyiapkan belanja modal di atas Rp 50 miliar.

Martha Lory, Corporate Communication JAS menyebutkan capital expenditure (capex) tersebut disiapkan agar perseroan bisa terus mencatatkan pertumbuhan. "Capex ini akan digunakan terutama untuk penyiapan fasilitas dan operasi di beberapa terminal dan bandara baru," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Senin (28/1).

Adapun bandara baru yang akan dilayani perusahaan di tahun ini yaitu Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati. Dengan begitu, tahun ini perusahaan akan dilayani sebanyak 12 bandara yakni di Kualanamu, Batam, Cengkareng, Halim, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Manado, dan Timika, serta Kertajati.

Sayangnya untuk investasi di Kertajati, Martha masih enggan mengungkap besarannya lantaran masih dalam perhitungan.

Dengan bertambahnya bandara yang akan dilayani di tahun ini, JAS membidik pertumbuhan pendapatan 5%. Sayangnya ia lagi-lagi enggan untuk membeberkan hasil yang didapat perusahaan sepanjang 2018. "Laporan akhir 2018 belum selesai diaudit," tuturnya.

Walaupun begitu, ia menyebutkan hingga saat ini bisnis kargo masih menjadi kontributor terbesar perusahaan disusul dengan bisnis ground handling. "Bisnis Kargo tetap merupakan kontributor terbesar, diikuti oleh GH. Kontribusi ASA dan lain-lain kurang lebih 5%," tuturnya.

Sekedar informasi, berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada awal tahun 2018 perusahaan membidik pendapatan tumbuh 10% dibandingkan capaian di 2017 sebesar Rp 1,49 triliun atau dengan kata lain membidik pendapatan sekitar Rp 1,63 triliun.

Potensi bisnis ground handling disebut Martha sangat bergantung pada pertumbuhan jumlah lalu lintas penerbangan di bandara-bandara yang dilayani JAS. Sepanjang 2018 lalu, JAS melayani kurang lebih 105.000 penerbangan di seluruh bandara yang dilayani perusahaan.

Sedangkan berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada tahun 2017 JAS melayani sebanyak 61.267 penerbangan untuk silver services dan 19.690 penerbangan untuk premier services.

Oleh sebab itu, Martha bilang untuk mencapai target pertumbuhan yang dibidik perusahaan JAS juga akan mulai mengembangkan lini usaha baru untuk pertumbuhan baik di tahun ini maupun di masa mendatang.

"Masih di seputar bisnis jasa terkait kebandaraan, terkait pengembangan usaha layanan baru penanganan kargo udara, pengembangan usaha di bandara baru, dan pengembangan jasa penanganan penumpang di bandara. Detil jenis usaha masih dalam tahap kajian," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×