Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Adaro 2018, emiten batubara ini mencatat kenaikan pendapatan 11,04%, dari US$ 3,26 miliar pada tahun 2017 menjadi US$ 3,62 miliar sepanjang tahun lalu.
Selain ADRO, TPIA juga bergabung dengan 10 perusahaan lainnya yang masuk dalam daftar perusahaan terbaik di kawasan Asia Fasifik versi Forbes. "Iya kami baru pertama kali masuk Forbes," kata Direktur Independen TPIA Suryandi, Jumat (6/8).
Dalam catatan Kontan, saat ini TPIA sedang fokus dalam meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan di 2020. Tahun ini TPIA akan menyelesaikan pabrik baru polyethylene yang sudah diinvestasikan sejak 2 tahun yang lalu.
TPIA menargetkan mampu menyelesaikan pembangunan dua pabrik pada akhir tahun ini. Pertama, pabrik polypropylene yang nantinya mampu meningkatkan kapasitas dari 480 kilo ton per tahun (KTA) menjadi 590 KTA.
Baca Juga: Butuh waktu minimal dua tahun, berikut strategi penyelamatan Krakatau Steel (KRAS)
Kedua, pabrik polyethylene yang akan meningkatkan produksi dari 400 KTA menjadi 736 KTA. Selain itu, pada akhir tahun ini perusahaan juga akan merampungkan revamping furnace cracker untuk meningkatkan kapasitas produksi ethylene dari 860 KTA menjadi 900 KTA.
Adapun pembangunan pabrik baru menghasilkan senyawa kimia metil tert-butil (MTBE) sebanyak 127 KTA dan 43 KTA butene-1 di kuartal ketiga 2020.
Perusahaan berharap tahun depan hasil pabrik ini bisa meningkatkan kontribusi kepada kinerja PTIA keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News