Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Forbes memasukkan 11 perusahaan asal Indonesia dalam daftar 200 perusahaan terbaik di kawasan Asia Pasifik dengan pendapatan di atas US$ 1 miliar.
Adapun Ke-11 perusahaan yang masuk dalam Asia's Best Over a Billion itu adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO, anggota indeks Kompas100), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA, anggota indeks Kompas100).
Baca Juga: Pabriknya baru diresmikan, Puspitek wacanakan ubah Esemka jadi kendaraan listrik
Kemudian ada PT Gudang Garam Tbk (GGRM, anggota indeks Kompas100), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP, anggota indeks Kompas100), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF, anggota indeks Kompas100), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA, anggota indeks Kompas100).
Dan sisanya adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF, anggota indeks Kompas100), PT Mayora Indah Tbk (MYOR, anggota indeks Kompas100), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
Head of Corporate Communication Adaro Energy Adaro Energi Febriati Nadira mengungkapkan guna mempertahankan performa penjualan, Adaro terus memanfaatkan peluang tingginya permintaan batubara saat ini dengan meningkatkan produksi dan volume penjualan.
"Kami juga melakukan diversifikasi pasar," katanya pada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Perang dagang China-AS semakin memanas, ekspor karet terus digenjot
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Adaro 2018, emiten batubara ini mencatat kenaikan pendapatan 11,04%, dari US$ 3,26 miliar pada tahun 2017 menjadi US$ 3,62 miliar sepanjang tahun lalu.
Selain ADRO, TPIA juga bergabung dengan 10 perusahaan lainnya yang masuk dalam daftar perusahaan terbaik di kawasan Asia Fasifik versi Forbes. "Iya kami baru pertama kali masuk Forbes," kata Direktur Independen TPIA Suryandi, Jumat (6/8).
Dalam catatan Kontan, saat ini TPIA sedang fokus dalam meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan di 2020. Tahun ini TPIA akan menyelesaikan pabrik baru polyethylene yang sudah diinvestasikan sejak 2 tahun yang lalu.
TPIA menargetkan mampu menyelesaikan pembangunan dua pabrik pada akhir tahun ini. Pertama, pabrik polypropylene yang nantinya mampu meningkatkan kapasitas dari 480 kilo ton per tahun (KTA) menjadi 590 KTA.
Baca Juga: Butuh waktu minimal dua tahun, berikut strategi penyelamatan Krakatau Steel (KRAS)
Kedua, pabrik polyethylene yang akan meningkatkan produksi dari 400 KTA menjadi 736 KTA. Selain itu, pada akhir tahun ini perusahaan juga akan merampungkan revamping furnace cracker untuk meningkatkan kapasitas produksi ethylene dari 860 KTA menjadi 900 KTA.
Adapun pembangunan pabrik baru menghasilkan senyawa kimia metil tert-butil (MTBE) sebanyak 127 KTA dan 43 KTA butene-1 di kuartal ketiga 2020.
Perusahaan berharap tahun depan hasil pabrik ini bisa meningkatkan kontribusi kepada kinerja PTIA keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News