kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya logistik turun, J&T Express optimis dapat mendorong pertumbuhan bisnisnya


Minggu, 31 Oktober 2021 / 16:29 WIB
Biaya logistik turun, J&T Express optimis dapat mendorong pertumbuhan bisnisnya
ILUSTRASI. Aktivitas penyortiran paket perusahaan jasa pengiriman J&T Express.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan bahwa biaya logistik nasional telah mengalami penurunan. Dalam perhitungan ALFI, biaya logistik turun menjadi 21,3% dari produk domestik bruto (PDB).

Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, pihaknya yakin bahwa biaya logistik di Indonesia sudah jauh lebih baik dari waktu ke waktu. Hal itu lantaran disebutkan sebelumnya bahwa biaya logistik nasional di kisaran 23-24% dari PDB.

Menanggapi hal itu, Robin Lo, Chief Executive Officer J&T Express mengungkapkan dengan adanya penambahan infrastruktur seperti yang telah rampung yakni Jalan Tol Trans-Jawa. Kemudian, sedang berproses terus adalah pengerjaan Tol Trans-Sumatera. tentu akan membantu penurunan biaya logistik walaupun tidak secara signifikan. 

Baca Juga: Tahun 2020 biaya logistik turun menjadi 21,3% dari PDB, ini faktor pendorongnya

“Sehingga tentu dengan adanya penurunan biaya logistik kami berharap pertumbuhan bisnis kami akan meningkat lagi,” kata Robin kepada Kontan.co.id, Minggu (31/10). 

Dia pun melihat prospek bisnis logistik J&T Express hingga akhir tahun nanti akan ada peningkatan dibanding periode sebelumnya. Hal itu mengingat hingga saat ini digitalisasi terus berkembang termasuk dalam transaksi online.

Menurutnya meski di tengah pandemi Covid-19, tren belanja online justru semakin menanjak selama masa pandemi sehingga hal itu turut mendongkrak volume pengiriman jasa logistik cepat. 

Tercatat, sampai saat ini permintaan pengiriman per harinya mencapai 2,5 juta paket. Sementara untuk hari tertentu seperti hari belanja nasional (Harbolnas) dan Ramadhan juga turut mengalami kenaikan signifikan. “Kami juga tentunya optimis hingga akhir tahun permintaan akan tumbuh sebab akhir tahun ini akan menjelang harbolnas dan tentunya akan mengalami kenaikan pada 12.12,” ungkap dia. 

Dengan melihat peluang tersebut, ia pun menargetkan pertumbuhan permintaan pengiriman akan tumbuh dua kali lipat di tahun ini dibandingkan dengan pengiriman di tahun sebelumnya. 

Selanjutnya: Kadin soroti 5 area fokus digitalisasi industri logistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×