kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik Pasar Ekspor, Bintang Mitra (BMSR) dalam Proses Offtake Tambang di Jambi


Jumat, 01 Juli 2022 / 12:44 WIB
Bidik Pasar Ekspor, Bintang Mitra (BMSR) dalam Proses Offtake Tambang di Jambi
ILUSTRASI. Perusahaan distributor bahan kimia?PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR). Bidik Pasar Ekspor, Bintang Mitra (BMSR) dalam Proses Offtake Tambang di Jambi.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) makin lincah menggarap diversifikasi usaha di segmen batubara. Di tahun ini, BMSR akan melaksanakan offtake tambang batubara di Jambi dan memproyeksikan penjualan emas hitam ini tumbuh dua kali lipat. 

Pada awal 2019, BMSR telah melakukan diversifikasi penjualan batubara setelah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus untuk Pengangkutan dan Penjualan Batubara. 

Presiden Direktur Bintang Mitra Semestaraya, Welly Thomas memproyeksikan, di semester I 2022 pertumbuhan penjualan batubara akan meningkat ditopang harga komoditasnya yang sedang naik signifikan. 

“Dengan adanya momentum ini, perusahaan berencana melakukan offtake tambang batubara di Jambi untuk penjualan ekspor. Selama ini penjualan kami hanya ke pasar lokal,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (1/7). 

Baca Juga: Sepanjang Kuartal I, Laba Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) Melesat 2.172,21%

Bintang Mitra Semestaraya menyiapkan dana dari internal senilai US$ 10 juta untuk melakukan offtake tambang batubara ini. Perkembangan terkini, pihaknya sudah dalam tahap negosiasi harga. Welly bilang dalam satu minggu hingga dua minggu ke depan proses offtake akan rampung. 

Tanpa memerinci lebih jauh mengenai spesifikasi tambangnya, Welly mengemukakan bahwa tambang tersebut akan memproduksi batubara berkalori rendah sehingga tujuan ekspornya ditargetkan ke China dan India.

“Kami baru mulai untuk ekspor batubaranya sehingga dari segi tonasenya tidak terlalu besar. Tetapi kami berharap dalam setahun kami bisa mendapatkan kontrak dengan pembeli, kami dalam tahap negosiasi melakukan penjualan back to back,” terangnya. 

Welly menjelaskan bahwa saat ini pihaknya dapat memproduksi batubara sekitar 200.000 metrik ton (MT).  Lantas setelah adanya offtake tambang tersebut, diperkirakan produksi batubara nantinya akan mencapai sekitar 400.000 MT. 

Dengan adanya kenaikan volume produksi, Welly optimistis BMSR bisa mencatatkan penjualan batubara dua kali lipat di sepanjang tahun ini. 

Baca Juga: Ini Strategi Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) Kerek Kinerja di Tahun 2022

“Kami proyeksikan nantinya penjualan batubara akan mencapai 10% dari omzet penjualan kami, nilanya kurang lebih di kisaran Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar, atau bahkan bisa lebih, tergantung dari harga batubara  di kuartal III dan IV,” kata Welly. 

Melansir laporan tahunan 2021, di sepanjang tahun lalu pihaknya mencatatkan volume penjualan batubara sebanyak 285.665 MT atau naik signifikan hingga 151,95% yoy dari 2020 yang sebesar 113.384 MT.

Adapun dari sisi pendapatannya, segmen usaha batubara mencatatkan nilai Rp 212 miliar atau tumbuh 186,49% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp 74 miliar. 

Selain merambah ke segmen batubara, BMSR juga melebarkan sayapnya ke bisnis nikel. Di tahun 2020, pihaknya mengakuisisi saham PT Tekonindo yang merupakan perusahaan tambang nikel yang beroperasi di daerah Kabaena, Sulawesi Tenggara dengan luas Izin Usaha Pertambangan sebesar 531,3 Ha.

Melalui akuisisi ini, BMSR mengempit 57% saham atau 10,41 miliar saham Tekonindo. 

Perkembangan ke segmen usaha nikel diakui Welly masih dalam tahap pengajuan permohonan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) ke Kementerian ESDM. Jika sudah disetujui, mereka akan langsung melakukan aktivitas pengeboran dan jika ada isinya akan langsung dijual.  

“Sebelumnya sudah pernah dilakukan produksi tapi RKAB 2022 belum keluar karena memang banyak kendala,” ungkapnya. 

Welly menegaskan, meskipun segmen usaha nikel ini mengalami kendala, tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan BMSR secara konsolidasi. 

Di segmen usaha perdagangan kimia, manajemen Bintang Mitra Semestaraya tetap optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan 2%-4% yoy di sepanjang tahun ini. 

Baca Juga: Laba Bersih Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) di Kuartal I-2022 Melejit 2.172,21%

Direktur Bintang Mitra Semestaraya, Tony Santosa memaparkan, harga produk kimia mengacu pada harga internasional yang sejauh ini trennya masih stabil dan belum menunjukkan adanya penurunan yang drastis. 

“Mengenai volume penjualan di kuartal II 2022 memang akan ada sedikit penurunan tetapi tidak signifikan. Permintaan kimia tidak selalu rutin setiap bulan, hanya di masa tertentu saja,” paparnya. 

Kendati begitu dengan adanya tren kenaikan harga komoditas yang terjadi secara eksponensial beberapa waktu belakangan ini karena kondisi global, manajemen BMSR tidak menampik bahwa harga produk kimia akan meningkat.

Maka itu mereka tetap teguh dengan target pertumbuhan di segmen usaha ini hingga tutup tahun nanti. 

Pada kuartal I-2022, BMSR mencetak pertumbuhan kinerja yang signifikan. BMSR mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 74,03% secara tahunan menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 762,40 miliar.

Seiring naiknya pendapatan, BMSR mencatatkan kenaikan laba bersih konsolidasi hingga 2.540% yoy menjadi Rp 91,4 miliar dibandingkan kuartal I 2021 yang senilai Rp 3,5 miliar. Peningkatan tersebut didorong meningkatnya pendapatan usaha yang berasal dari peningkatan harga jual produk kimia dan peningkatan volume penjualan batubara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×