Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berupaya memperbaiki kinerja keuangannya pada 2023. Emiten penghasil furnitur dan komponen bangunan (building component) ini tetap fokus memasarkan produknya ke Amerika Serikat (AS).
Kinerja WOOD sejauh ini cukup terdampak oleh ketidakpastian ekonomi yang melanda negara-negara maju. Maklum, sekitar 85% - 90% penjualan WOOD ditujukan untuk pasar ekspor yang mayoritas ke AS.
Per kuartal I-2023, penjualan WOOD turun 68% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 633 miliar, sedangkan laba bersih perusahaan ini anjlok 87,9% YoY.
Direktur Integra Indocabinet Wang Sutrisno menuturkan, awal tahun 2022 bisa dibilang sebagai puncak tingginya permintaan furnitur dan komponen bangunan dari AS. Pasalnya, AS menjadikan kedua produk asal Indonesia tersebut sebagai substitusi produk dari China seiring adanya perang dagang.
Baca Juga: Benahi Kinerja, Integra Indocabinet (WOOD) Bakal Diversifikasi Pasar dan Produk
Hal ini yang membuat adanya perbedaan signifikan antara hasil kinerja WOOD pada kuartal I-2022 dengan kuartal I-2023.
Namun, pasar AS menjadi lesu akibat ancaman resesi terutama ketika memasuki kuartal III dan IV tahun lalu. Kinerja WOOD ikut tertekan sejalan pelemahan permintaan yang terjadi di AS.
Beruntung, sebagian besar material produk furnitur dan komponen bangunan WOOD diperoleh dari dalam negeri. Ini mengingat WOOD memiliki dua konsensi hutan seluas lebih dari 163.425 hektare (Ha) dengan kuota produksi 90.000 meter kubik per tahun. Dengan begitu, WOOD tidak memiliki masalah yang berkaitan dengan suplai produk hilir kayu.
Manajemen WOOD juga menilai, pasar AS pelan tapi pasti mulai membaik, terutama untuk permintaan terhadap komponen bangunan. Penjualan komponen bangunan WOOD ke AS mampu melesat 58,1% dari kuartal IV-2022 ke kuartal I-2023.
“Secara kuartalan, penjualan kami berhasil naik tipis dan kami mampu mencetak pertumbuhan laba bersih 593,8% quarter on quarter (QoQ),” ungkap Wang Sutrisno dalam paparan publik, Jumat (16/6).
Lantas, dia memperkirakan penjualan dan laba bersih WOOD dapat meningkat kurang lebih 10% pada 2023. WOOD dipastikan tetap menjadikan AS sebagai tujuan ekspor utama terlepas masih adanya gonjang-ganjing ekonomi di negara tersebut.
Baca Juga: Perbaiki Kinerja di 2023, Berikut Prospek dan Strategi Integra Indocabinet (WOOD)
Sebab, AS merupakan importir furnitur dan komponen bangunan terbesar di dunia. Bahkan, kata Wang Sutrisno, pangsa pasar AS untuk kedua produk tersebut masih lebih besar dibandingkan gabungan antara pasar Eropa dan Asia.
Di samping itu, kontribusi produk furnitur Indonesia ke pasar AS masih relatif kecil yakni sekitar 5%, kalah dibandingkan Malaysia yang kontribusinya di kisaran 7% - 8%. Alhasil, potensi pasar yang bisa dimaksimalkan oleh WOOD masih sangat besar pada masa mendatang.
“Begitu juga dengan produk komponen bangunan. Saingan kami untuk ekspor ke AS adalah negara-negara Amerika Latin yang kebetulan juga punya hutan yang luas,” terang dia.
Baca Juga: Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Eksportir Saat Ekonomi AS Melambat
Di luar itu, WOOD juga tetap melirik pasar lokal untuk penjualan produknya pada tahun ini. WOOD mendapat beberapa proyek dari pemerintah, seperti pengadaan produk furnitur dan komponen bangunan untuk gedung pendidikan dan lembaga pemerintah. Perusahaan ini juga mendapat pesanan produk untuk KTT ASEAN 2023 hingga proyek IKN Nusantara.
“Produk furnitur kami juga ada yang masuk di e-catalog milik pemerintah,” tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News