Reporter: David Oliver Purba | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pengembangan pesawat Prop 80 atau R80 yang direncanakan PT Regio Aviasi Industri (RAI) nakal memerlukan biaya yang cukup besar.
Presiden Direktur PT DIrgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso yang merupakan kontraktor pesawat R80 mengungkapkan untuk anggaran pengembangan pesawat sejenis dengan R80 mencapai US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar. "Kami belum menghitung, tapi untuk pesawat sejenis kurang lebih sebesar itu,"ungkap Budi kepada KONTAN, Jumat(31/7).
Namun, Budi memastikan RAI tak akan menanggung semua biaya itu sendiri. Nantinya PTDI juga akan menggelontorkan danauntuk pembuatan R80. Namun Budi tidak menjelaskan secara rinci pembagian biaya pengembangan pesawat ini.
Meski belum mengetahui secara pasti, Budi bilang untuk pesawat sejenis R80 harganya bisa mencapai US$ 25 juta per unit. "Tergantung dari kondisi pesawatnya seperti apa,"jelas Budi.
Belum diketahui perusahaan yang bakal bekerjasama dengan RAI dan PTDI untuk memasok komponen pembuatan R80. Namun ada tiga perusahaan pembuat mesin pesawat yang diisukan bakal digandeng RAI yakni Pratt and Whitney dan General Electric asal Amerika, dan Rolls Royce asal Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













