kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

PTDI garap proyek pesawat maritim


Selasa, 09 Juni 2015 / 11:27 WIB
PTDI garap proyek pesawat maritim
ILUSTRASI. Penumpang Kereta Api (KA) tengah menunggu keberangkatan di Stasiun Senen Jakarta


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Program poros maritim dari pemerintah tak cuma membawa berkah bagi industri pelayaran tapi juga industri penerbangan. PT Dirgantara Indonesia (PTDI). BUMN strategis ini mendapat proyek pesawat patroli maritim dari pemerintah.

Rencananya, pesawat patroli maritim ini adalah modifikasi dari CN 235 versi maritim yang sudah dipersenjatai. Untuk itu, perusahaan plat merah ini bakal menambah dudukan supaya bisa dipasang meriam dengan peluru kaliber  20 milimeter (mm).

Saat ini, PTDI tengah mengkaji posisi keberadaan senjata tersebut supaya tidak mengganggu operasional pesawat. "Dengan senjata ini, bila menangkap kapal tidak dikenal,  pesawat patroli bisa memaksa berhenti untuk menunggu kapal patroli datang. Kapal jadi tidak kabur," ucap Sonny Saleh Ibrahim, Kepala Divisi Perencanaan Dirgatara Indonesia kepada KONTAN, Senin (8/6).

Namun hingga kini, Dirgantara Indonesia masih belum bisa memastikan jumlah produksi pesawat patroli maritim tersebut. Soalnya, jumlah pesanan ini masih harus menunggu penyelesaian pesawat tersebut. Setelah itu baru lah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) bisa menentukan kebutuhan  dari Kementerian Pertahanan.

Dirgantara Indonesia sendiri menargetkan purnarupa (prototipe) pesawat patroli maritim ini bisa selesai satu tahun sampai 1,5 tahun lagi.  Jika akhirnya berhasil dibuat, harga jual modifikasi pesawat CN 235 ini akan lebih mahal dari pesawat original. Saat ini harga satu unit pesawat CN 235 dibanderol US$ 22 juta – US$ 23 juta.

Perusahaan yang berbasis di Bandung ini memang sudah mendapatkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 400 miliar untuk proyek tersebut. Tapi, tidak seluruh dana PNM akan mengalir ke proyek tersebut.

Dirgantara Indonesia akan mengalokasikan Rp 85 miliar dari dana PNM untuk  pengembangan sektor kemaritiman. Sedangkan sisanya,  Rp 108 miliar digunakan untuk meningkatkan kapabilitas, lantas Rp 57 miliar untuk meningkatkan layanan pelanggan dan Rp 150 miliar untuk modal kerja.

Tahun ini, Dirgantara Indonesia menargetkan mengantongi penjualan hingga US$ 480 juta. Sedangkan target laba sebesar US$ 9,76 juta. Demi mencapai target tersebut, perusahaan ini siapkan belanja modal US$ 53,43 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×