Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Penguatan rupiah yang terjadi belakangan rupanya belum membikin agen tunggal pemegang merek (ATPM) mengerek harga jual ekspor. Jumat kemarin (13/8), rupiah bertengger di level Rp 8.990 per dolar AS.
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) belum berniat menaikkan harga sampai Lebaran tiba. Elvina Afni, Kepala Pemasaran Domestik ADM mengatakan, penjualan Agustus memang telah dibundel dalam paket harga kuartal dua yang sudah disusun awal Juni silam. ADM memastikan, sampai Lebaran tak akan ada perubahan harga.
"Tapi kalau penguatan ini berlangsung lebih lama, kami akan melihat dan mengkaji soal kenaikan harga," kata Elvina. Juli silam, ekspor ADM mencapai 1.505 unit. Ini membuat total ekspor ADM sepanjang Januari-Juli 2010 mencapai 7.946 unit. ADM hanya mengekspor Gran Max. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor ADM antara lain Brunei Darussalam, Arab Saudi, Oman, Afrika Selatan, Yaman, dan Jepang.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) juga berniat menaikkan harga bila penguatan rupiah berlangsung lama. Saat ini perusahaan belum mendongkrak harga.
"Kami menjual dengan asumsi harga rata-rata tahun ini Rp 9.500 per dolar AS, maka kami menanggung perbedaan harga akibat penguatan rupiah," ujar Irwan Priyantoko, Direktur Hubungan Eksternal TMMI.
Juli silam, ekspor TMMI mencapai 2.012 unit, turun 31% dari ekspor Juni yang sebesar 3.846 unit. Jumlah ini membuat sepanjang Januari-Juli 2010, total ekspor TMMI mencapai 20.347 unit, atau sebesar 36,9% dari total produksi. Adapun jumlah ekspor ini meningkat 25,2% dari 16.247 unit pada Januari-Juli 2009.
TMMI menargetkan produksi tahun ini bisa mencapai 108.000 unit. Target ini tumbuh 78,49% dibandingkan dengan produksi 2009 yang sebesar 60.508 unit. Adapun ekspor tahun ini ditargetkan mencapai 47.400 unit, tumbuh 67,66% dari 28.271 unit tahun lalu.
Merek mobil yang diekspor TMMI ialah Innova, Rush, dan Avanza. Mobil ini diekspor ke Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Sebetulnya, tahun lalu TMMI juga mengekspor Fortuner sampai berhenti pada November 2009. Nah, mulai bulan ini TMMI kembali memproduksi Fortuner 4.000 cc yang rencananya akan dieskpor ke Timur Tengah dan Afrika Selatan. Sebelum Agustus, ekspor Fortuner ke Timur Tengah dan Afrika Selatan itu dilakukan oleh ATPM Toyota Motor Corporation di Thailand.
Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) menyebutkan, perpindahan produksi ekspor Fortuner dari Thailand itu bukanlah relokasi melainkan penyeimbangan kapasitas. "Pabrik di Thailand tengah menjalani efisiensi, agar penjualan Fortuner seimbang, produksi ekspornya dipindah ke Indonesia," terang Johnny.
Mengenai berapa lama dan berapa volume ekspor Fortuner ke Timur Tengah tersebut, Johnny belum mau buka mulut.Menurutnya, ekepor Fortuner ke Timur Tengah dan Afrika Selatan itu akan dipoertahankan tetap dilakukan dari Indonesia.
Agaknya, saat ini TAM tengah bersaing kuat dengan Toyota Thailand. Sebab, beberapa bulan terakhir, penjualan TAM dan Toyota Thailand saling kebut. Secara kumulatif, penjualan TAM memang kalah 6.000 unit dari Toyota Thailand. Namun bulan Juli silam, penjualan TAM menang 1.500 unit dibanding Toyota Thailand. Johnny berharap, pasar Indonesia yang cerah membuat Toyota Corporation mau menambah investasinya di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News