Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) juga mengeluhkan penguatan rupiah yang terlampau cepat. Penguatan ini memang tak serta-merta membuat TMMI menaikkan harga ekspor. Tapi di sisi lain, karena ekspor tahun ini dilakukan berdasarkan pemesanan tahun lalu, maka harga masih menggunakan patokan kurs Rp 9.500 per dolar AS.
Sepanjang Januari-Juli 2010, total produksi TMMI mencapai 55.035 unit, tumbuh 77,3% dibandingkan dengan produksi periode sama 2009 yang sebesar 31.733 unit. Dari jumlah produksi ini, TMMI mengekspor sebanyak 20.347 unit, atau sebesar 36,9% dari total produksi. Adapun jumlah ekspor ini meningkat 25,2% dari 16.247 unit. Merek mobil yang diekspor TMMI ialah Innova, Fortuner, dan Avanza. Mobil ini diekspor ke Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
"Karena kami menjual dengan asumsi harga rata-rata tahun ini Rp 9.500 per dolar AS, maka kami menanggung perbedaan harga akibat penguatan rupiah," ujar Irwan Priyantoko, Direktur Hubungan Eksternal TMMI.
Namun, bila kondisi ini berlangsung terus, TMMI pun berniat menaikkan harga ekspor. Selain penguatan rupiah, rencana kenaikan harga ini disebabkan oleh naiknya harga baja serta TDL. Sekadar diketahui, baja mengambil porsi 80% dari total komponen mobil. Sayang, Irwan juga tak mau menyebut kenaikan harga yang akan terjadi nanti.
Yang jelas, kondisi makro ekonomi ini tak mengubah rencana perusahaan untuk memproduksi 108.000 unit hingga akhir tahun nanti. Target ini tumbuh 78,49% dibandingkan dengan produksi 2009 yang sebesar 60.508 unit. Adapun ekspor tahun ini ditargetkan mencapai 47.400 unit, tumbuh 67,66% dari 28.271 unit tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News