kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Bisnis alat berat masih loyo, begini gambaran kinerja UNTR hingga Oktober 2019


Senin, 16 Desember 2019 / 18:51 WIB
Bisnis alat berat masih loyo, begini gambaran kinerja UNTR hingga Oktober 2019
ILUSTRASI. Sejumlah alat berat Komatsu milik United Tractors dipajang saat pameran Mining Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/9). Mengutip data kinerja UNTR, hingga Oktober 2019, penjualan alat berat Komatsu milik UNTR tercatat sebesar 2.734 unit.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain sektor produksi dan penjualan emas, United Tractors (UNTR) juga terus mengupayakan lini bisnis lainnya. Mengutip data kinerja UNTR, hingga Oktober 2019, penjualan alat berat Komatsu dari UNTR tercatat sebesar 2.734 unit.

"Penjualan di bulan Oktober tercatat sebanyak 166 unit," ujar Corporate Secretary UNTR Sara Loebis kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).

Baca Juga: Hingga oktober penjualan emas UNTR capai 86,5% dari target 2019

Adapun, penjualan alat berat UNTR terbagi ke beberapa sektor seperti pertanian sebanyak 12%, perhutanan sebanyak 17%, konstruksi sebesar 29% dan yang terbanyak yakni pertambangan sebanyak 42%.

Sayangnya, raihan ini masih berada di bawah capaian periode yang sama di tahun lalu. Pada tahun 2018 lalu, hingga Oktober penjualan alat berat Komatsu mencapai sekitar 4.181 unit.

Sementara itu, lini produksi batubara mengalami perbaikan kinerja year on year. Hingga Oktober 2019, produksi batubara tercatat sebesar 108,7 juta ton atau meningkat 6,15% year on year. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, produksi batubara tercatat sebesar 102,4 juta ton.

Sementara itu, volume overburden removal (OB) atau pengupasan tanah sebesar 836,5 juta bank cubic meter (BCM) dari periode Januari 2019 hingga Oktober 2019. Angka ini meningkat 3,22% yoy dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 810,4 BCM.

Baca Juga: Indonesia raja nikel dunia, puluhan tahun hanya ekspor bijih mentah

Mengutip catatan Kontan.co.id, peningkatan kinerja operasional pada paruh kedua ini lantaran kondisi cuaca yang membaik. "Musim kering memungkinkan kinerja kontraktor tambang meningkat, tak terkendala hujan," kata Sara, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×