kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis alat kesehatan tumbuh subur


Selasa, 05 Maret 2013 / 10:27 WIB
Bisnis alat kesehatan tumbuh subur
ILUSTRASI. Stimulus listrik PLN diperpanjang hingga Desember 2021.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Pertumbuhan pasar alat kesehatan domestik ternyata sejalan dengan pertumbuhan bisnis obat. Pebisnis farmasi menyatakan, pasar alat kesehatan di tahun 2012 naik 5% menjadi Rp 7 triliun dibanding tahun 2011.

Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk (KAEF), Vidjongtius memaparkan, pertumbuhan bisnis alat kesehatan terus menunjukkan kurva positif. Vidjongtius yakin nilai pasar alat kesehatan tahun 2014 bisa naik menjadi Rp 10 triliun - Rp 15 triliun.

Kenaikan pasar itu karena Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS) mulai beroperasi. Selain itu, belakangan ini mulai bermunculan sejumlah rumah sakitĀ  baru.

Melihat peluang bisnis ini, Kalbe berani memasang target pendapatan hingga 20% di tahun ini. "Kami baru masuk bisnis ini jadi masih melihat pertumbuhan bisnis ini dulu karena kontribusi divisi ini masih kecil," kata Vidjongtius kepada KONTAN, Senin (4/3) kemarin.

Saat ini, Kalbe menjadi pemasok beberapa produk alat kesehatan. Seperti perlengkapan operasi, mesin-mesin operasi, alat tes darah, dan lain-lain.

Menurutnya, divisi ini baru bisa memberi kontribusi bagi perusahaan setelah lima tahun mendatang. Asalkan tetap mempertahankan pertumbuhan bisnis dobel digit.

Sedangkan untuk pasar obat farmasi, Kalbe berada di posisi puncak dengan pangsa pasar 15% dari nilai total obat farmasi sebesar Rp 48 triliun tahun lalu.

Anak usaha PT Indofarma Tbk yang bermain di bisnis alat kesehatan yakni PT Indofarma Global Medika (IGM) juga optimistis bisnisnya bisa semakinĀ  melaju.

Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis IGM, Ahdia Amini menyatakan, IGM ingin memperluas portofolio bisnis sebagai penyedia jasa layanan laboratorium dan alat kesehatan untuk rumah sakit. Seperti menyediakan ruang operasi plus alat operasi, CT scan, alat cuci darah, dan lain sebagainya.

Tahun ini, IGM membidik empat rumah sakit milik pemerintah. Untuk itu, IGM menyiapkan modal sebesar Rp 24 miliar. Bila bidikan ini tak meleset, Ahdia yakin, IGM bisa untung Rp 75 miliar.

IGM memang sengaja mengembangkan bisnis sebagai penyedia jasa layanan laboratorium dan alat kesehatan. Pasalnya bisnis yang sudah digeluti sejak tahun 2009 memberi pendapatan hingga Rp 50 miliar tahun lalu.

Selain membidik empat rumah sakit pemerintah, IGM juga sudah menjalin kerjasama dengan empat rumah sakit lain di tahun ini. Sehingga target pendapatan dari jasa laboratorium dan alat kesehatan di tahun 2013 mencapai sebesar Rp 125 miliar.

Khusus ekspansi alat kesehatan, IGM masih menunggu kejelasan program tender alat kesehatan dari pemerintah atau e-catalog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×