Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk masih mengandalkan bisnsi peledak tambang. Apalagi, produksi dan harga batubara yang cukup membara ikut mendorong produksi dan penjualan Ammonium Nitrate (AN) perusahaan di paruh terakhir tahun 2018 ini.
Selain soal produksi dan harga batubara, Direktur Utama Ancora Indonesia Resources Teddy Kusumah Somantri menyebut ada faktor lain yang membuat bisnis AN mengalami peningkatan. Yaitu karena adanya pembatasan impor AN, sehingga perusahaan batubara mengalihkan belanjanya ke produsen AN dalam negeri.
“Pasar kita memang semuanya domestik. Jadi kalau impor dibatasi kan harus beli dari produk nasional, yang mungkin sebelumnya beli dari luar. Karena secara produksi dan harga pun sebenarnya di nasional sudah kompetitif,” jelas Teddy kepada Kontan.co.id, Rabu (19/9).
Saat ini, rata-rata produksi dari dua pabrik AN Ancora di Cikampek sebesar 11.000-12.000 ton per bulan. Dengan kondisi saat ini, lanjut Teddy, jumlah tersebut bisa langsung terserap oleh pasar. Bahkan Teddy bilang, tak menutup kemungkinkan pihaknya akan mendorong produksi hingga kapastias maksimum, yakni sebesar 12.500 ton.
“Sekarang sedang bagus. Hampir semua dimakan market. Sekarang pasti habis. Jadi kita mentok saja sesuai dengan kapastitas kita, mengikuti demand di (pasar) batubara,” imbuhnya.
Soal harga, Teddy tak menyebutkan pastinya. Sebabnya, harga AN juga dihitung dengan ongkos transportasi ke lokasi peledakan di tambang batubara. Hanya saja Teddy menyebut, harganya bisa mencapai US$ 460 per ton.
“Harga tergantung lokasi dimana, karena industri ini kan diatur, nggak bisa asal beli dan bawa AN, regulasinya ketat, transportasi otomatis dihitung.” terangnya.