kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bisnis amonia mengisi Surya Esa Perkasa


Selasa, 10 Oktober 2017 / 11:10 WIB
Bisnis amonia mengisi Surya Esa Perkasa


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) seperti tak sabar menanti beroperasinya pabrik amonia di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Mereka menghitung, bisnis amonia bisa mengungkit pendapatan hingga 300%.

Pasalnya, harga jual amonia lebih tinggi ketimbang harga jual liquefied petroleum gas (LPG) yang menjadi bisnis utama Surya Esa saat ini. "Kami harap di bottom line juga akan meningkat," kata Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk saat acara paparan publik, Senin (9/10).

Sebagai perbandingan, Surya Esa menargetkan pendapatan US$ 35 juta tahun ini. Target dari hanya mengandalkan bisnis utama LPG itu, setara dengan pertumbuhan 20,36% ketimbang pendapatan tahun lalu yang sebesar US$ 29,08 juta.

Nah, jadwal operasi komersial pabrik amonia Surya Esa mulai Januari 2018. Hingga Agustus 2017, perusahaan yang tercatat dengan kode saham ESSA di Bursa Efek Indonesia tersebut sampai tahap pembangunan fisik 94%. Bulan depan, mereka akan masuk tahap uji coba.

Meskipun proyek pabrik belum benar-benar tuntas, Surya Esa sudah mendapatkan pembeli utama yaitu Mitsubishi Corporation Jepang. "Mereka nanti jual lagi hasil olahannya ke pabrik lain," terang Prakash.

Tak meninggalkan LPG

Ekspansi Surya Esa ke bisnis amonia tak lantas meredupkan hasrat berbisnis minyak, gas dan petrokimia. Mengingat, kebutuhan distribusi LPG di Indonesia masih sangat besar.

Maka tak heran kalau Surya Esa menyatakan minat untuk mengembangkan infrastruktur sektor energi. "Kami juga evaluasi LNG terminal karena infrastruktur pipanya sedang dibangun dan juga kilang LPG baru kami akan evaluasi," tutur Mukesh Agrawal, Technical Director PT Surya Esa Perkasa Tbk.

Hasrat ekspansi Surya Esa juga terlihat dari rencana mengalokasikan dana belanja modal US$ 100 juta tahun depan. Hanya saja, mereka belum bisa membeberkan detil proyek baru tahun depan.

Informasi saja, dari Januari-Agustus 2017 Surya Esa membukukan pendapatan US$ 22,4 juta atau  tumbuh 15,46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Penopang pertumbuhan pendapatan adalah peningkatan produksi LPG sekitar 5% menjadi 45.867 metrik ton. Saat bersamaan, rata-rata harga jual LPG Surya Esa naik sekitar 36,42% menjadi senilai US$ 427 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×