Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Johana K.
JAKARTA. Asosiasi Barbershop Indonesia yakin pertumbuhan bisnis potong rambut tanah air tumbuh 30% pada tahun 2017 ini. Hal ini juga tantangan bagi industri penata rambut untuk bisa mengembangkan sayap di kancah internasional.
Ketua Indonesia Barbershop Association Ade Farolan mengaku, optimistis bisnis barbershop di Indonesia akan terus bertumbuh. Hal ini karena hampir semua kalangan masyarakat tanah air sudah mempedulikan penampilan khususnya tata rambut. Tak terkecuali bagi kaum pria. "Kesadaran laki-laki untuk penampilan rambut sudah meningkat. Apalagi referensi model rambut sudah makin banyak tersebar di media," ungkap Ade Farolan di JCC, Kamis (27/7).
Dengan perkembangan tren gaya rambut, Ade yakin bahwa pelaku usaha barbershop akan terus bertambah. Dia mencatat, pada tahun 2016, ada sekitar 4.000 sampai 5.000 brand barbershop di Indonesia. Tahun 2017, brand akan tumbuh 20%-30%. "Lewat sosial media bisa memunculkan pelaku usaha baru. Saya yakin karena satu area perumahan ada lima brand barbershop, satu kawasan jalan ada tiga sampai empat brand," pungkasnya.
Namun, laju bisnis barbershop pun tak mudah. Ade bilang, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha barbershop. Seperti pengetahuan akan tren rambut, attitude pelaku barbershop, dan anggapan konsumen terhadap kondisi barbershop. "Bicara soal kemampuan dan pelayanan seperti pijit setelah potong rambut saya nggak ragu. Tetapi, memang harus ada lembaga untuk terus mengedukasi pelaku barbershop agar bisnis ini berkembang," pungkasnya.
James Boey, General Manager Reed Panorama Exhibitions mengatakan, untuk mendukung industri tata rambut memang perlu mendapat dukungan. Salah satunya dengan penyelenggaran Hair Expo 2017 di JCC. "Saya berharap dengan Hair Expo bisa menghubungkan pemilik salon dengan hair stylist dan meningkatkan industri tata rambut," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News