Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Moncernya pertumbuhan properti di Indonesia mendorong bisnis broker properti ikut berkembang. Century 21 Indonesia, anak usaha Grup Ciputra, sekaligus pemegang waralaba broker properti Century 21 asal Amerika Serikat (AS), berani mematok target kenaikan omzet 35% tahun ini.
Direktur Eksekutif Century 21 Indonesia Hendry Tamzel bilang, pertumbuhan industri broker melebihi pertumbuhan industri properti itu sendiri. Alasannya, selain dari pasar utama, broker juga mengandalkan penjualan dari secondary market. "35% itu angka paling moderat yang bisa saya sampaikan," terang Hendry di Jakarta, Selasa (31/1).
Hendry yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) itu memperkirakan, tahun ini pasar properti Indonesia bisa tumbuh 20%. Faktor pendorongnya adalah, suku bunga yang rendah dan harga material yang tidak mengalami kenaikan signifikan.
Sementara itu, General Marketing (GM) Century 21 Indonesia, F Rach Suherman menambahkan, meskipun bank-bank komersial butuh waktu menggunting bunga kredit, tapi dampak psikologisnya cukup besar. "Kecenderungan harga properti yang dijual semakin mahal, ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada broker meningkat, terutama di kota besar," jelas dia.
Sejak tahun 2009 lalu, Century 21 Indonesia mencetak kenaikan pertumbuhan 55% setiap tahun. Sayang, Hendry belum bersedia memaparkan kinerja tahun lalu. Yang jelas, ia mengklaim, tahun lalu berhasil mencatat kenaikan omzet antara 40% sampai 50%. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan semula, yaitu 25% sampai 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News