Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis pencucian mobil dan motor memang menggiurkan. Mengingat jumlah populasi kendaraan yang saban tahun selalu meningkat. Dus, perilaku bersih orang Indonesia atas kendaraan pribadinya turut mendorong bertumbuhnya usaha ini.
Salah satu pengusaha yang jeli melirik potensi tempat cuci mobil dan motor adalah Romy Rahmana. Pria berusia 40 tahun ini sejak 2006 lalu membuka tempat cuci khusus motor, berikut salonnya di bawah bendera GwGuyur.
Romy tak sendiri menjajaki usaha ini. Untuk mendirikan gerai pertamanya di Warung Buncit, Jakarta, Romy bekerjasama dengan beberapa investor. Tak disangka, tanggapan masyarakat pengguna motor sangat bagus.
Tak heran jika di beberapa cabang, mitra usahanya juga menyelipkan usaha cuci mobil. Total jenderal, GwGuyur sudah memiliki sepuluh outlet yang beroperasi di Jabodetabek dan Sumatera.
Menurut Romy, rata-rata dalam sehari ada 25 sampai 30 motor yang menunggu giliran dicuci. Sementara jika musim kemarau, paling sepi di bawah sepuluh motor. "Kalau malam hari hujan, dipastikan pagi atau siangnya jumlah pencuci motor naik. Bisa sampai 35 motor dalam sehari," ujar Romy.
Untuk motor bebek, Romy mematok tarif Rp 10.000 sekali cuci. Sementara untuk tipe motor lelaki Rp 13.000 sekali cuci. Dus, untuk motor gede (moge) Rp 25.000 per moge. "Kalau mobil, sekitar Rp 20.000 per mobil. tetapi hanya berlaku di beberapa outlet tertentu kami," lanjut Romy.
Dari usaha cuci motornya, romy mendapat omzet rata-rata Rp 300.000 per hari. "Pendapatan tersebut belum termasuk pendapatan dari salon motor," lanjutnya lagi tanpa merinci berapa pendapatannya dari salon motor tersebut.
Lain lagi dengan pengalaman Ferdy Sandika. Pemilik bengkel dan tempat cuci motor Atira ini mengaku lonjakan pencucian motor di bengkelnya tidak terlalu banyak ketika musim hujan tiba.
"Analisa pasar saya, paling tidak seminggu sekali orang akan mencuci kendaraan pribadinya untuk menjaga kebersihan," ujarnya. Tak heran jika Ferdy menganggap bisnis cuci motor merupakan usaha yang sangat menjanjikan di masa depan.
Ferdy sendiri memulai usahanya sejak tahun 2003. Waktu itu, Ferdy-lah orang pertama yang mengenalkan teknologi cuci motor dengan busa salju. "Teknologinya dari Jerman, sekarang banyak ditiru salon motor lainnya," ujarnya.
Dalam sehari, paling tidak 50 motor masuk ke bengkel cuci motornya di Jalan AH Nasution Bandung. "Kalau musim hujannya tidak berlangsung terus menerus, paling kenaikannya sampai 60 motor sehari," ujarnya.
Tarif cuci motor yang dipatoknya antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per unit. tergantung perawatan tambahan yang diberikan kepada motor tersebut seperti semir ban atau poles bodi.
Dalam sebulan, Ferdy mengaku menanggung omzet kotor sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta sebulan. Namun, omsetnya tersebut belum termasuk usaha bengkel dan usaha penjualan alat pencuci busa salju yang juga digelutinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News