Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor jasa pendukung bisnis tak kunjung bangkit hingga September tahun 2025 ini.
PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI) misalnya. Laba bersih perusahaan penyedia jasa pengelolaan dan pengarsipan dokumen ini anjlok 43,43% secara tahunan alias year on year (YoY) ke Rp 13,34 miliar dari sebelumnya Rp 23,58 miliar.
Sejalan dengan itu, pendapatan dari penyimpanan, jasa penyimpanan, solusi manajemen dokumen, dan jasa lainnya juga ikut menyusut 1,91% YoY dari Rp 132,33 miliar menjadi Rp 129,80 miliar.
Baca Juga: Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Lesu di Semester I-2025, Begini Saran Analis
PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) pun begitu. Emiten yang bergerak di bidang meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE) ini mencatat laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 50,63 miliar, anjlok 46,32% YoY dari laba setahun sebelumnya Rp 94,34 miliar.
Seiring dengan itu, pendapatan DYAN juga melorot 15,37% YoY dari Rp 1,11 triliun menjadi Rp 947,75 miliar. Hal ini akibat seluruh pos pendapatan, mencakup penyelenggara acara, konvensi dan eksibisi, hotel, berikut pendukung acara kompak menurun.
Kata Corporate Secretary DYAN, Mirna Gozal, beberapa kegiatan bisnis perseroan masih menghadapi tekanan akibat kebijakan efisiensi pemerintah sejak awal tahun.
Hal ini memengaruhi frekuensi dan skala kegiatan MICE berbasis lembaga publik seperti yang dijalankan DYAN selama ini.
Baca Juga: Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Masih Tertekan di Semester I-2025
“Selain itu, dinamika industri MICE dan kondisi ekonomi global juga mempengaruhi kinerja perseroan,” terang Mirna kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).
PT Island Concept Indonesia Tbk (ICON) malah bernasib lebih buruk. Pasalnya, laba bersih emiten industri akomodasi pariwisata, pengembangan properti, dan jasa katering ini anjlok 76,59% YoY ke Rp 637,17 juta.
Padahal di periode sama tahun sebelumnya, ICON mampu meraup laba bersih sebanyak Rp 2,72 miliar.
Hal ini disebabkan oleh susutnya pendapatan bagi hasil ICON dari semula Rp 5,10 miliar menjadi hanya Rp 356,82 juta. Selain itu, pendapatan lainnya juga tampak berkurang signifikan, yakni dari Rp 2,14 miliar menjadi Rp 313,83 juta.
Meski begitu, pendapatan bersih ICON terpantau meningkat 11,31% YoY ke Rp 169,43 miliar dari sebelumnya Ro 152,21 miliar. Hal ini berkat naiknya perolehan dari jasa katering ke Rp 148,15 miliar juga pendapatan lain-lain menjadi Rp 13,97 miliar.
Di antara emiten-emiten tersebut, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) masih menjadi juara bertahan dengan menorekan kinerja apik hingga September 2025.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Astra (ASII) Turun Per September 2025, Ini Sebabnya
Tercatat, laba bersih dan pendapatan emiten percetakan dan layanan digital ini masing-masing meningkat 20,39% YoY ke Rp 181,26 miliar dan 10,95% YoY menjadi Rp 2,26 triliun.
Menurut Presiden Direktur ASGR, Hendrix Permana, pertumbuhan pendapatan terutama didorong oleh kinerja positif dari unit usaha solusi teknologi informasi.
Adapun, kenaikan laba bersih berasal dari peningkatan laba kotor sebesar 2% YoY, serta efisiensi operasional yang tercermin dari penurunan beban penjualan, umum dan administrasi sebesar 7% YoY.
“Selain itu, pengelolaan arus kas yang lebih optimal turut mendorong peningkatan pendapatan lain-lain sehingga memperkuat pertumbuhan laba bersih Astragraphia,” terang Hendrix dalam keterangan resminya Rabu, (29/11/2025) lalu.













