Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto
Produk IoT
Dalam catatan pemberitaan KONTAN sebelumnya, Erajaya menyebutkan tiga strategi untuk mengejar target kinerja 2018. Sebut saja penambahan 250 gerai baru dengan target lokasi kota lapis kedua dan lapis ketiga. Anggaran ekspansi yang mereka siapkan sebesar Rp 350 miliar.
Strategi lain yakni, Erajaya memperkuat kerjasama dengan PT XL Axiata Tbk, PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel dan PT Indosat Tbk. Bentuk kerjasamanya berupa penambahan gerai operator seluler.
Upaya lain, Erajaya ingin memaksimlakan penjualan produk dalam cakupan internet of things (IoT). Mitra bisnis perusahaan itu seperti Garmin, Wearable, Xiaomi Ecosystem, GoPro Camera dan DJI Drone.
Asal tahu, kerjasama Erajaya dengan keempat mitra bisnis IoT tersebut baru terjalin sejak tahun 2017. Sekadar kilas balik, kerjasama pertama terjalin dengan Garmin pada Maret 2017. Erajaya menjajakan empat seri wearable dan satu action camera besutan Garmin.
Menyusul kerjasama DJI Drone dan GoPro Camera pada Juni 2017. Sebulan kemudian adalah kerjasama dengan Xiaomi Ecosystem yang juga mewujud dalam gerai Mi Home.
Amelia mengatakan, kontribusi penjualan perangkat IoT sepanjang kuartal I 2018 semakin signifikan. Sayang, dia tak bersedia membeberkan realisasi penjualan. "Cukup besar dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Yang pasti sambil mengejar kinerja tahun ini, Erajaya mengawal rencana penerbitan saham baru melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Mereka akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 290.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Jadwal perkiraan pelaksanaan PMTHMETD adalah 8 Mei 2018 sedangkan jadwal pengumuman 16 Mei 2018. "PMTHMETD akan dilaksanakan pada harga pelaksanaan Rp 1.054 per saham oleh pemegang saham baru," tulis direksi PT Erajaya Swasembada Tbk dalam keterbukaan BEI, Rabu (3/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News