kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis hotel bintang Jakarta masih lesu


Selasa, 12 April 2016 / 11:19 WIB
Bisnis hotel bintang Jakarta masih lesu


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tingkat keterisian kamar atauĀ  okupansi hotel bintang empat dan lima di Jakarta menyusut pada kuartal I-2016. Kondisi ini seiring dengan lesunya aktivitas bisnis, yang selama ini menopang okupansi hotel.

Salah satu hotel yang ikut sepi pada kuartal I-2016 adalah kelolaan PT Plaza Indonesia Realty Tbk. "Kalau Senin-Jumat hunian di hotel kami tinggi, tapi kalau Sabtu-Minggu tidak," beber Maria Egron, Director and Chief Operating Officer PT Plaza Indonesia Realty Tbk, (Kamis (7/4).

Maka itu, saat ini Plaza Indonesia berniat menggenjot tingkat okupansi hotel mereka pada akhir pekan. Target tingkat okupansi perusahaan berkode PLIN di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu yakni 60%-62%.

Hanya saja, mereka tak memberikan gambaran berapa tingkat okupansi sepanjang kuartal I-2016. Hotel bintang lima Plaza Indonesia di Jakarta yakni Grand Hyatt dan Keraton At The Plaza.

Pebisnis hotel lain, PT Surya Semesta Internusa Tbk juga merasakan sepinya okupansi hotel di Ibu Kota. Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk bilang, tingkat okupansi hotel mereka lebih sepi ketimbang okpansi hotel mereka di Pulau Dewata. Hanya saja ia tak memberikan perincian berapa besar tingkat okupansi Jakarta, yang pasti di bawah okupansi hotel di Bali yang pada kuartal I-2016 sebesar 75%.

Sementara, PT Grahawita Santika, pemilik hotel Santika Premiere, yang sedikit beruntung. Assisstant Corporate Marketing & Communications Manager Santika Hinggi Safaranti menyatakan, tingkat okupansi pada kuartal I-2016 tercatat 63%. Tingkat okupansi itu naik tipis ketimbang kuartal I-2015, yakni 62%.

Berdasarkan hasil riset Colliers International, tingkat okupansi hotel bintang empat dan lima pada awal tahun ini, belum membaik. Di kawasan Central Business District Jakarta, hanya sekitar 47% atau turun 18% dibandingkan tahun lalu.

Sementara di luar CBD turun 24,5% dari rata-rata okupansi 62,9% menjadi 47,5%. "Kalau ekonomi melemah, okupansiĀ  hotel juga turun," ujar Ferry Salanto, Associate Director for Research Collier Internasional Indonesia kepada KONTAN, Jumat (8/4).

Collier juga mencatat pangsa pasar grup hotel di Indonesia. Penguasa pasar hotel masih jaringan hotel asal Prancis, seperti Pullman, Grand Mercure, Mercure, Novotel, dan Ibis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×