kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis hotel ketat, Pudjiadi pilih memperkuat kas


Selasa, 19 September 2017 / 06:15 WIB
Bisnis hotel ketat, Pudjiadi pilih memperkuat kas


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Alih-alih mencanangkan target ekspansi bisnis, PT Pudjiadi and Sons Tbk memilih memperkuat arus kas. Untuk itu mereka menjual tiga aset properti sekaligus, dengan total nilai sekitar Rp 31,91 miliar.

Keputusan Pudjiadi and Sons menjual tiga aset properti berdasarkan sejumlah pertimbangan. "Kami melihat keuntungan dengan langkah menjual jauh lebih bagus dibandingkan jika dipertahankan," ujar Ariyo Tejo, Direktur PT Pudjiadi and Sons Tbk, kepada KONTAN, Senin (18/9).

Pertimbangan itulah yang mendorong Pudjiadi and Sons melego rumah toko (ruko) di Bali. Aset yang terjual seharga Rp 8,5 miliar itu hanya mendatangkan pendapatan sewa sekitar Rp 60 juta per tahun. Pudjiadi and Sons memiliki ruko di Bali melalui cucu perusahaan bernama PT Jayakarta Padamatama. Adapun Jayakarta Padamatama adalah anak perusahaan PT Hotel Juwara Warga.

Selain itu, Pudjiadi and Sons mempertimbangkan persaingan bisnis hotel saat ini yang ketat. Dus, perusahaan yang tercatat dengan kode saham PNSE di Bursa Efek Indonesia tersebut batal membangun tanah di Semarang, Jawa Tengah menjadi hotel.Pudjiadi and Sons kemudian menjual tanah di Semarang pada harga Rp 16 miliar. Tanah tersebut mereka miliki melalui cucu perusahaan bernama PT Hotel Jayakarta. Hotel Jayakarta juga merupakan anak perusahaan dari Hotel Juwara Warga.

Pertimbangan penjualan lain yang tak kalah penting adalah timing atau waktu penjualan. Semula, Pudjiadi and Sons bermaksud pindah kantor ke Kawasan SCBD Jakarta. Rencana itu juga urung di tengah jalan. "Kantor tersebut lebih baik dijual, karena memang harganya juga sudah tinggi," jelas Ariyo.

Asal tahu, aset yang Pudjiadi and Sons jual di Kawasan SCBD Jakarta berupa perkantoran seluas 140 meter persegi (m). Harga jualnya Rp 7,41 miliar. Selain melego aset-aset properti, hingga akhir tahun 2017 nanti Pudjiadi and Sons hanya akan memaksimalkan bisnis hotel yang sudah beroperasi. Mereka punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan tingkat keterisian kamar alias okupansi.

Maklum, hingga pekan pertama September 2017 rata-rata okupansi hotel Pudjiadi and Sons cenderung flat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sembilan hotel dengan total kapasitas 1.329 kamar, hanya dua hotel yang mencatatkan peningkatan okupansi dan pendapatan. Kedua hotel tersebut ada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dan Anyer, Banten.

Pudjiadi and Sons menuding perkembangan bisnis Airbnb menjadi tantangan lain bagi bisnis hotel. "Sekarang perkembangan bisnis Airbnb semakin berkembang. Wisatawan lebih memilih tinggal hotel non bintang, di rumah-rumah yang kamarnya khusus disewakan sebagai tempat penginapan," beber Ariyo.

Maka dari itu, Pudjiadi and Sons hanya berani menargetkan kinerja stagnan pada tahun ini. Tahun 2016 lalu, perusahaan ini mencetak pendapatan Rp 224,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×