kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis konser musik tak terganggu krisis


Jumat, 11 September 2015 / 21:39 WIB
Bisnis konser musik tak terganggu krisis


Reporter: David Oliver Purba, Nina Dwiantika | Editor: Syamsul Azhar

JAKARTA. Dunia bisnis hiburan pertunjukan musik masih tetap asyik di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Buktinya, penonton masih antusias menyambut pagelaran konser Bon Jovi yang berlangsung di Gelora Bung Karno Senayan.

Menurut pemilik Java Musikindo Adrie Subono, kondisi ini menggambarkan bahwa, kelesuan ekonomi tidak terlalu berdampak pada antusiasme orang indonesia menonton pergelaran musik. Hanya saja, "Promotor musik hanya terkena imbas dampak pelemahan nilai tukar (kurs) mata uang rupiah terhadap dolar," katanya, kepada KONTAN, (11/9).

Adrie menceritakan promotor harus mengeluarkan uang dolar Amerika Serikat (AS) untuk membayar artis dari mancanegara. Sedangkan pendapatan dari tiket, berasal dari mata uang rupiah.

Sayangnya, promotor tidak dapat menaikan harga tiket konser untuk menanggung beban fluktuasi nilai tukar, karena akan menekan daya beli konsumen. "Mereka ingin membayar tiket sepadan dengan konsernya," tambah Adrie.

Meski cuan menipis Adrie menyebut saat ini bisnis promotor musik masih menguntungkan. Hanya saja Adrie enggan memperinci berapa rata-rata persetasi keuntungan yang didapat promotor dari omzet bisnis pertunjukan ini.

Nah strategi yang bisa dilakukan oleh promotor agar tidak terjerat rugi kurs, maka mereka harus mengundang artis yang bisa mendatangkan puluhan ribu penonton. 
Pendapat senada juga disampaikan, Hendra Noor Saleh, Direktur Dyandra Promosindo. Ia berpendapat perlambatan pertumbuhan ekonomi tak akan menghentikan minat orang untuk menonton musik atau seni pertunjukan.

Ini yang dirasakan oleh Dyandra Promosindo. emiten berkode Dyan ini mencatat, antusiasme penonton dari konser Michael Buble pada Januari 2015. Pihaknya, mampu menjual sebanyak 12.000 tiket untuk artis asal Kanada.

Serta, perusahaan meraup pendapatan Rp 500 juta dari penjualan 9.000 tiket konser Ariana Grande di bulan Agustus 2015. Sebenarnya, perusahaan menjual 12.000 tiket namun 3.000 tiket untuk klien. "Bahkan banyak artis yang minta konser disini," katanya.

Hingga saat ini, perusahaan yang terafiliasi Grup Kompas Gramedia dan Harian KONTAN ini mengaku belum ada dampak melemahnya rupiah di pendapat dari bisnis ini.
Strategi perusahaan adalah selektif menggelar konser musik disini seperti pemilihan artis, yang diminati untuk ditonton oleh masyarakat. 

Dari sisi tempat, Dyandra Promosindo mengandalkan Indonesia Convention Exhibiton (ICE) di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) untuk menggelar konser.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×