kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis makanan menopang industri plastik


Senin, 02 Maret 2015 / 11:37 WIB
Bisnis makanan menopang industri plastik
ILUSTRASI. DJKA Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Surat Persetujuan Uji Coba Operasi Terbatas Kereta Cepat Jakarta-bandung (KCJB). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kebutuhan kemasan plastik untuk industri makanan tetap menjadi penopang penjualan industri plastik tahun ini. Ekspansi bisnis industri makanan dan minuman turut menjadi berkah bagi industri plastik tahun ini.

Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) bilang, penjualan bahan baku plastik tahun ini diprediksi mencapai 4,4 juta ton. Sebesar 60%-65% permintaan plastik datang dari industri makanan dan minuman.

Jika industri makanan dan minuman tumbuh, maka permintaan plastik juga akan tumbuh. Selain sektor industri ini, pasar plastik juga ditopang sektor bisnis konstruksi. Adapun, permintaan plastik untuk industri konstruksi sebagian besar digunakan untuk pembuatan pipa.

Selain dua sektor ini, ada potensi pasar plastik naik dari sektor otomotif. "Bahan baku plastik otomotif cukup besar, namun Indonesia masih tergantung terhadap impor," kata kata Budi akhir pekan lalu.

Dalam hitungan Budi, jika produksi mobil 1,3 juta unit, maka kebutuhan plastik otomotif diproyeksikan mencapai 104.000 ton. Saat ini Baru PT Chandra Asri Tbk yang mencoba di bisnis plastik untuk industri otomotif ini. Itupun belum berjalan satu tahun, sehingga belum terlihat perkembangannya.

Budi menambahkan, saat ini yang menjadi andalan industri plastik adalah dari kemasan industri makanan dan minuman yang masih bisa tumbuh positif. Jika sektor industri makanan dan minuman tumbuh mekar, maka permintaan plastik juga tetap bisa tumbuh besar.

Pendapat ini disampaikan pula Henky Wibowo, selaku Ketua Umum Federasi Kemasan Indonesia. Henky bilang, industri makanan dan minuman merupakan segmen pasar terbesar bagi industri kemasan. "Jika industri makanan dan minuman tumbuh, maka permintaan kemasan ikut naik," jelas Henky.

Walaupun ada peluang tumbuh tahun ini, namun permintaan plastik sampai Februari masih terlihat rendah. Pasalnya, sejak harga minyak mentah turun, harga dari bahan baku plastik juga ikut turun. "Pelaku industri menunggu harga bahan baku plastik terendah," kata Budi.

Selain faktor harga jual, minimnya penjualan bahan baku plastik bulan Januari dan Februari terjadi karena sepinya proyek pemerintah. Budi berharap, penjualan plastik naik pada kuartal II-2015. "Sebab ada sejumlah proyek pemerintah yang mulai berjalan," jelas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×