Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTa. PT Nusantara Infrastructure Tbk bak lolos dari lubang jarum. Tatkala banyak perusahaan melaporkan penurunan kinerja, perusahaan dengan kode saham META di Bursa Efek Indonesia ini masih mengantongi pertumbuhan pendapatan 4,05% menjadi sekitar Rp 397,79 miliar.
Selain itu, bottom line alias laba bersih Nusantara Infrastructure juga naik 21,87%. Laba bersih mereka kuartal III-2015 tercatat Rp 164,19 miliar sedangkan laba bersih pada kuartal III-2014 tercatat Rp 134,73 miliar. "Peningkatan laba dan pendapatan dikarenakan kontribusi dari sektor menara," terang Deden Rochmawati, General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk kepada KONTAN, Jumat (6/11).
Nusantara Infrastructure membagi pendapatan kuartal III-2015 dalam dua kategori utama. Keduanya adalah pendapatan usaha dan penjualan, sebesar Rp 394,84 miliar serta pendapatan konstruksi
Rp 2,95 miliar.
Nah, dalam kategori pendapatan usaha dan penjualan per kuartal III-2015, hanya pendapatan sewa properti investasi alias sewa menara yang tumbuh. Pendapatan tersebut naik 34,51% menjadi Rp 127,27 miliar.
Alhasil, kontribusi pendapatan sewa menara pun membesar. Kontribusi pendapatan sewa menara pada kuartal III-2015 setara dengan 32,23% terhadap total pendapatan usaha dan penjualan Rp 394,84 miliar. Sementara kontribusi pada kuartal III-2014 yakni 25,58% terhadap total pendapatan usaha dan penjualan
Rp 369,88 miliar.
Penyokong pertumbuhan bisnis sewa menara adalah jumlah menara yang kian banyak. Kalau pada akhir 2014 lalu, mereka memiliki 591 menara, kini jumlah menara bertambah menjadi 864 menara. Itu berarti, tahun ini Nusantara Infrastructure menambah 273 menara baru.
Patut dicatat, jika disandingkan dengan target penambahan menara pada tahun ini, realisasi tersebut tak terhitung mulus. Sebab, tahun ini Nusantara Infrastructure ingin menambah sebanyak 400 menara anyar.
Namun, manajemen Nusantara Infrastructure tak khawatir dengan realisasi penambahan menara yang masih jauh dari target. "Sampai sekarang belum mencapai target 400 menara, karena itu target sampai dengan akhir tahun, dalih Deden.
Terdorong kenaikan tarif tol
Selain sewa menara, ada dua sumber pendapatan lain dalam kategori pendapatan usaha dan penjualan. Meliputi, pertama, pendapatan dari penghasilan jalan tol. Pada kuartal III-2015, pos pendapatan ini menyusut 2,24% menjadi Rp 246,65 miliar.
Tak urung kontribusi pendapatan jalan tol mengempis. Jika kuartal III-2014 masih berkontribusi 68,21%, pada kuartal III-2015 menjadi 62,47%.
Penyebab penurunan kinerja bisnis jalan tol adalah pemasukan dari ruas jalan tol Serpong-Pondok Aren yang menurun. "Karena dibukanya akses Tol W2 (JORR) sehingga mengakibatkan trafik terpecah menjadi dua lokasi jalan tol," terang Deden.
Sementara itu, kinerja dua jalan tol lain di Makassar, Sulawesi Selatan, yakni ruas Tallo-Bandara Hasanuddin dan ruas Soekarno Hatta-Pettarani, tak mampu mensubtitusi penurunan kinerja Serpong-Pondok Aren. Padahal, pendapatan kedua ruas ruas jalan tol tersebut masih naik.
Kedua, penjualan air bersih. Pada kuartal III-2015, pendapatan ini mengempis 8,85% menjadi Rp 20,92 miliar.
Meskipun tak semua lini bisnis tumbuh, META masih berharap mencatatkan pendapatan Rp 600 miliar tahun ini. Salah satu katalis positif, yakni kenaikan tarif jalan tol Serpong-Pondok Aren sebesar 15% per 1 November 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News