Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Target tersebut akan dicapai melalui akuisisi, kemitraan pemerintah dan swasta (public private partnership), kerjasama business to business serta berpartisipasi di tender-tender pilihan. Adaro Water pun berencana untuk memasuki bisnis terkait air lainnya dengan menerapkan teknologi baru. Seperti pengolahan air nirlaba (non-revenue water–NRW), pengolahan air limbah, pengolahan air siap minum, dan pendauran air.
Salah satu kerjasama bisnis berupa Joint Venture antara Adaro Tirta Mandiri (60%) dan Hidup Baru Sukses Mandiri (HBSM) yang memegang saham 40% yaitu Adaro Wamco Prima, untuk bisnis pengelolaan lumpur di lokasi ponds PT Adaro Indonesia.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) juga terus menggenjot bisnis pengelolaan air bersih. General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty menyampaikan, pihaknya akan meningkatkan kontribusi pendapatan dari segmen bisnis ini.
Melalui entitas usahanya yakni PT Potum Mundi Infranusantara (Potum), META saat ini telah mengoperasikan tiga instalasi pengolahan air bersih atau Water Treatment Plant (WTP) dengan total kapasitas 2.025 liter per detik.
Baca Juga: Selama Ramadan dan Idul Fitri, produsen AMDK optimistis permintaan akan meningkat
Pengoperasian dilakukan melalui PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) yang terletak di Serang, Banten, PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) di Medan, Sumatera Utara, dan PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) di Cikokol, Tangerang, Banten. Air bersih yang dihasilkan ketiga WTP tersebut kemudian disalurkan melalui Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) setempat untuk memenuhi kebutuhan industri dan perumahan.
"Sekaligus mendukung program pemerintah dalam menanggulangi krisis air bersih yang berkembang di Indonesia. Selain itu, ada pula distribusi yang disalurkan langsung kepada pelanggan-pelanggan industri," ungkap Deden.