kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.179   21,00   0,13%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Bisnis pengelolaan air bersih sejumlah emiten terus mengucur


Selasa, 04 Mei 2021 / 19:25 WIB
Bisnis pengelolaan air bersih sejumlah emiten terus mengucur
ILUSTRASI. Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten terus mengucurkan investasi di bisnis pengelolaan air bersih. Ekspansi terus dilakukan untuk meluberkan portofolio infrastrukstur sitem Penyediaan Air Minum (SPAM). 

PT Adaro Energy Tbk (ADRO), menjadi salah satu emiten yang getol menggarap segmen pengelolaan air bersih. Melalui anak usahanya, PT Adaro Tirta Mandiri (ATM) atau juga dikenal dengan Adaro Water, Grup ADRO per akhir tahun 2020 memiliki dan mengoperasikan fasilitas air dengan kapasitas melebihi 1.200 liter per detik (lpd) di beberapa lokasi.

Portofolio pengelolaan air bersih Group ADRO tersebar di Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Sampit (Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah), Gresik (Jawa Timur), dan Dumai (Riau).

Dalam menjalankan pengelolaan air bersih ini, Adaro Water juga menjalin kemitraan dengan emiten lainnya untuk mendirikan usaha patungan, misalnya dengan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Bersama ADHI, Adaro Water membentuk PT Dumai Tirta Persada (DTP) yang 49% sahamnya dimiliki oleh Adaro Tirta Mandiri dan 51% oleh Adhi Karya. 

Baca Juga: PUPR resmi teken KPBU SPAM regional Karian - Serpong Rp 2,43 triliun

Presiden Direktur Adaro Power & Adaro Water Wito Krisnahadi menyampaikan, DTP telah mencapai tahap penting dengan menyelesaikan fase pertama proyek pengelolaan air bersih di Dumai dengan kapasitas 50 lpd yang mulai beroperasi sejak awal Desember 2020. Nantinya, proyek ini akan terus dikembangkan dengan total kapasitas mencapai 450 lpd.

"DTP saat ini sedang mempersiapkan untuk memasuki fase berikutnya untuk menambah 200 lps. Sementara itu, proyek Adaro Tirta Mandiri di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melalui PT Adaro Tirta Mentaya (ATMe) juga telah rampung," terang Wito saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/5).

Dia menegaskan, Adaro Water bakal terus fokus menjalankan kegiatan bisnisnya untuk memberi nilai tambah kepada Group Adaro. Adaro Water juga telah menetapkan target untuk mencapai kapasitas total 4.000 lpd di jangka waktu menengah. 

Target tersebut akan dicapai melalui akuisisi, kemitraan pemerintah dan swasta (public private partnership), kerjasama business to business serta berpartisipasi di tender-tender pilihan. Adaro Water pun berencana untuk memasuki bisnis terkait air lainnya dengan menerapkan teknologi baru. Seperti pengolahan air nirlaba (non-revenue water–NRW), pengolahan air limbah, pengolahan air siap minum, dan pendauran air.

Salah satu kerjasama bisnis berupa Joint Venture antara Adaro Tirta Mandiri (60%) dan Hidup Baru Sukses Mandiri (HBSM) yang memegang saham 40% yaitu Adaro Wamco Prima, untuk bisnis pengelolaan lumpur di lokasi ponds PT Adaro Indonesia.

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) juga terus menggenjot bisnis pengelolaan air bersih. General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty menyampaikan, pihaknya akan meningkatkan kontribusi pendapatan dari segmen bisnis ini.

Melalui entitas usahanya yakni PT Potum Mundi Infranusantara (Potum), META saat ini telah mengoperasikan tiga instalasi pengolahan air bersih atau Water Treatment Plant (WTP) dengan total kapasitas 2.025 liter per detik.

Baca Juga: Selama Ramadan dan Idul Fitri, produsen AMDK optimistis permintaan akan meningkat

Pengoperasian dilakukan melalui PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) yang terletak di Serang, Banten, PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) di Medan, Sumatera Utara, dan PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) di Cikokol, Tangerang, Banten. Air bersih yang dihasilkan ketiga WTP tersebut kemudian disalurkan melalui Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) setempat untuk memenuhi kebutuhan industri dan perumahan.

"Sekaligus mendukung program pemerintah dalam menanggulangi krisis air bersih yang berkembang di Indonesia. Selain itu, ada pula distribusi yang disalurkan langsung kepada pelanggan-pelanggan industri," ungkap Deden. 

Saat ini, kontribusi dari segmen pengelolaan air bersih terhadap pendapatan sebesar 12%. META optimistis bisnis pengelolaan air minum akan sangat prospektif ke depannya, sehingga nantinya kontribusi pendapatan dari segmen ini bisa terdongkrak menjadi 15%, bahkan lebih.

Perusahaan infrastruktur energi PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) ikut menyelami bisnis pengelolaan air bersih. Yang terbaru, RAJA telah melakukan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di wilayah Cijanggel, Bandung Barat. SPAM ini memiliki kapasitas 50 liter per detik.

Corporate Secretary RAJA Yuni Pattinasarani mengakui, pihaknya baru memulai segmen bisnis ini. RAJA pun terus melakukan penjajakan di beberapa lokasi, khususnya di daerah Jawa dan Sumatera. "Yang kami sudah punya di Bandung Barat, itu pun masih tahap pengembangan. Karena bisnis spam ini baru mulai, saat ini masih coba penjajakan untuk di beberapa lokasi," terang Yuni.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) juga berkongsi untuk mendirikan perusahaan patungan pengelolaan air bersih.

Bersama dengan PT Tirta Gemah Ripah, WIKA dan JKON mendirikan usaha patungan, PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur pada 15 Januari 2021. Modal awal yang disetorkan WIKA senilai Rp 3 miliar sedangkan JKON sebesar Rp 6 miliar. Kepemilikan PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur itu dikempit JKON dengan 60% saham, WIKA 30%, dan sisa 10% lainnya digenggam oleh PT Tirta Gemah Ripah.

Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi tersebut menyampaikan, langkah itu ditargetkan bisa memberikan  dampak positif bagi keberlangsungan kegiatan usaha WIKA. Sekaligus memberi nilai tambah melalui investasi yang dilakukan WIKA berupa pembentukan usaha patungan untuk pelaksanaan proyek di bidang jasa penyediaan air minum.

Selanjutnya: Industri AMDK optimistis catatkan pertumbuhan penjualan hingga 5% di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×