kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis pesawat carter terbang makin tinggi


Kamis, 16 Februari 2012 / 11:57 WIB
Bisnis pesawat carter terbang makin tinggi
ILUSTRASI. Rudal balistik antarbenua terlihat di parade militer akbar merayakan ulang tahun ke-70 berdirinya Tentara Rakyat Korea di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang dirilis oleh KCNA, 9 Februari 2018.


Reporter: Asnil Bambani Amri,CNBC | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Siapa bisa menyangka, bisnis pesawat carter di Indonesia terbang kian tinggi. Bahkan, jam terbang pesawat carter di Indonesia jauh meninggalkan jam terbang pesawat carter yang ada di Amerika Serikat (AS).

"Pesawat carter di Amerika Serikat (AS) hanya terbang dengan rata-rata 30 jam sampai 50 jam per bulan, sementara pesawat kami (Indonesia) terbang rata-rata 75 jam per bulan, jauh di atas rata-rata di AS," kata Donnie Armand, chief executive officer (CEO) Enggang Air Services, salah satu perusahaan penyedia pesawat carter di Indonesia kepada CNBC (15/2)

Armand bilang, pekan ini perusahaan akan menambahkan dua unit pesawat tambahan dengan kapasitas 20 tempat duduk. Dengan adanya dua penambahan pesawat itu, maka Enggang Air Services memiliki 6 unit pesawat yang akan disewakan di Indonesia.

Menurut Armand, Indonesia memiliki peluang pasar senilai US$ 500 juta dari penyewaan pesawat jet pribadi pada tahun ini. Potensi pasar itu akan diambil oleh 18 perusahaan penyewaan pesawat pribadi yang sudah beroperasi.

Lion Air tertarik bisnis carter

Menariknya bisnis penerbangan carter juga menarik minat maskapai penerbangan komersil. Armand menyebutkan, Lion Air yang selama ini terjun di bisnis penerbangan komersil, kini juga melihat peluang bisnis di penyewaan pesawat pribadi.

Bahkan, Lion Air baru saja mengumumkan rencananya membeli jet pribadi berkapasitas tempat duduk terbatas. Perusahaan penerbangan Indonesia itu berencana menyediakan pesawat carter dengan membeli dua jenis pesawat Hawker 900XP dengan nilai US$ 64 juta.

"Indonesia pasar pesawat terbesar di Asia Tenggara, dan kenaikan penjualan sudah terjadi sejak 24 bulan terakhir, termasuk tahun ini Indonesia akan memimpin ekonomi kawasan,” kata Pasha Saleh, Direktur Regional Sales, Hawker Beechcraft Asia Tenggara selaku produsen pesawat.

Pasar Indonesia yang empuk untuk pasar pesawat itu diakui oleh Jose Costas, Wakil Presiden Pemasaran & Penjualan Embraer untuk kawasan , Asia Pasifik. Jose yang ikut memimpin produsen pesawat asal Brasil ini mengaku, kenaikan penjualan pesawat karena kondisi Indonesia yang berbentuk kepulauan.

"Lebih dari 17.000 pulau yang membentang membuat, perusahaan swasta lebih efisien memakai moda transportasi udara untuk antar-jemput karyawan dari kantor pusat dan lokasi tambang," kata Costas.

Incar pasar bisnis

Tidak hanya pasar untuk sektor pertambangan saja yang akan menggunakan pesawat. Tetapi juga ada pangsa pasar dari industri minyak dan gas dan perkebunan. Sejak tahun 2004 lalu, Embraer selaku produsen pesawat terbesar keempat dunia sudah menjual delapan unit pesawat jet eksekutif seharga US$ 9,500.000 sampai harga US$ 54 ke Indonesia.

Sementara itu, hampir 90% fungsi penyewaan jet pribadi di Indonesia bersumber dari pasar sektor bisnis. Meningkatnya jumlah miliarder di Indonesia menjadi salah satu pendorong banyaknya penyewaan pesawat untuk kepentingan bisnis maupun untuk keperluan liburan.

"Peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia, mengakibatkan peningkatan jumlah individu berpenghasilan tinggi yang mampu membayar sewa pesawat," kata Armand.

Ia menambahkan, tujuan penyewa Indonesia menyewa pesawat carteran itu adalah kepulauan Maladewa, Alice Springs dan juga Phuket. Perjalanan ke Maladewa bisa ditempuh 5 jam dari dari Indonesia. Dengan kapasitas 14 kursi, pesawat yang disewa ke Maladewa mematok tarif sebesar US$ 100.000, atau sekitar US$ 7.100 per penumpang.

Tarif ini lebih tinggi dari tarif tiket penerbangan kelas bisnis maskapai di Singapura, sebesar US$ 3,757 untuk tujuan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×